IHRAM.CO.ID, Sejak diasingkan ke Kupang, hubungan Depati Amir dengan tokoh-tokoh dan rakyat Pulau Bangka pun terputus. Namun, hal itu tidak membuatnya frustrasi. Ia memilih untuk mendedikasikan seluruh sisa usianya di jalan dakwah.
Bila semasa di Bangka dirinya lebih aktif dalam perjuangan bersenjata, kini sudah waktunya untuk berkiprah mensyiarkan Islam kepada penduduk lokal.
Depati Amir gemar bergaul dengan orang lain. Kebiasaannya itu membuatnya lebih mudah diterima masyarakat meskipun berbeda suku dan budaya.Apalagi, di Kupang pun tak sedikit tahanan politik yang diasingkan Belanda dengan metode serupa.
Amir pun segera melibatkan diri dan melakukan pembangunan di kampung tempat pembuangannya, yakni Desa Mata Air. Di Kupang, Depati Amir juga terus membina hubungan baik dengan suku- suku bangsa pribumi yang kebanyakan beragama Katolik.