IHRAM.CO.ID, Dalam catatan Belanda dikemukakan bahwa Depati Amir adalah figur yang memiliki toleransi yang tinggi. Ia tidak hanya mementingkan segolongan agama semata. Dalam berbagai kesempatan, dirinya mengajak secara bersama-sama umat agama lain.
Karakteristiknya yang penuh toleran juga ditunjukkan kepada suku bangsa lain, semisal yang dialaminya tatkala dalam pengasingan Belanda di Kupang, Pulau Timor (Nusa Tenggara Timur). Seperti diketahui, selain warga Melayu Bangka, kuli-kuli parit timah asal Tionghoa juga ikut berjuang bersama Depati Amir dalam melawan penjajah.
Lewat jaringan ini, penyelundupan senjata lewat Temasek (Singapura) berlangsung.Persenjataan itu diperoleh melalui barter dengan timah hasil bumi Bangka. Langkah demikian terpaksa diambil kala itu agar pasukan Amir dapat mempersenjatai diri dalam melawan Belanda.
Dalam laporan penelitian Prof M Dien Madjid dan tim yang berjudul Berebut Tahta Di Pulau Bangka: Ketokohan Depati Amir Dalam Catatan Belanda (LP2M UIN Jakarta), dituturkan bahwa perjuangan Amir mendapatkan sokongan dari lintas suku bangsa di Bangka. Bukan hanya sesama etnis Melayu, tetapi juga Tionghoa setempat. Banyak tokoh keturunan Cina yang membersa mainya dalam perjuangan.