Selasa 07 Sep 2021 01:45 WIB

Bagaimana Cara Jean-Francois Menguraikan Aksara Mesir Kuno?

Bagaimana Cara Jean-Francois Menguraikan Aksara Mesir Kuno?

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Bagaimana Cara Jean-Francois Menguraikan Aksara Mesir Kuno?.  Foto: Patung Sphinx dan Piramida Giza di Mesir (ilustrasi).
Foto: AP
Bagaimana Cara Jean-Francois Menguraikan Aksara Mesir Kuno?. Foto: Patung Sphinx dan Piramida Giza di Mesir (ilustrasi).

IHRAM.CO.ID, KAIRO -- Pada 27 September 1822, Ahli Mesir Kuno Prancis Egyptologist Jean-Francois Champollion menguraikan hieroglif Mesir kuno setelah mempelajari Batu Rosetta. Pada baris berikut ET mengulas detail cerita.

 

Baca Juga

Batu Rosetta ditemukan oleh ekspedisi Prancis pada tahun 1799 M. Ditemukan oleh seorang perwira Prancis bernama Bouchard pada 19 Juli 1799. Batu itu menggambarkan prasasti teks hieroglif demotik dan Yunani.

 

Batu itu disebut Batu Rosetta karena ditemukan di kota Rosetta, yang terletak di muara cabang sungai Nil di Mediterania. Ini adalah dekrit kerajaan yang dikeluarkan di kota Memphis oleh para imam kepada Ptolemy V.

 

Ahli Mesir Kuno, Jean-Francois Champollion mampu menguraikan hieroglif Mesir kuno melalui bentuk oval yang ditemukan dalam teks hieroglif, yang dikenal sebagai Kharratis dan mencantumkan nama raja dan ratu.

Dia mampu membandingkan nama-nama ini dengan teks Yunani untuk membedakan nama Ptolemy dan Cleopatra. Episode inilah yang menyebabkan penguraian bahasa hieroglif.

 

Batu itu melambangkan surat terima kasih dari sekelompok imam kota Memphis kepada Raja Ptolemy V karena membebaskan kuil dari keharusan membayar sejumlah biaya. Itu ditulis pada tahun 196 SM.

 

Batu tersebut memiliki tinggi 113 sentimeter, lebar 75 sentimeter, dan diameter 27,5 inci. Itu tertulis dengan tiga bahasa kuno, yaitu bahasa hieroglif, bahasa demotik atau koptik, dan bahasa Yunani.

 

Batu Rosetta saat ini disimpan di British Museum, setelah Inggris merebutnya pada tahun 1801 dari kampanye Prancis. Dilansir dari laman Egypt Today, Senin (6/9).

 

Beberapa orang mungkin bertanya-tanya mengapa batu itu bertuliskan tiga bahasa. Jawabannya adalah hieroglif digunakan karena para pendeta pada waktu itu masih menggunakannya, sedangkan sebagian besar masyarakat menggunakan bahasa demotik. Oleh karena itu, tulisan di atas batu itu dibuat dalam tiga bahasa agar raja dan rakyat jelata bisa membacanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement