Rabu 08 Sep 2021 19:02 WIB

Kiai Hariri Pencetak Kader Ahli Fikih (I)

Kiai Hariri mengajarkan kitab-kitab klasik di forum-forum pengajian.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
Ilustrasi Kitab Kuning
Foto: Republika/Prayogi
Ilustrasi Kitab Kuning

IHRAM.CO.ID, KH Achmad Hariri Abdul Adhim lahir di Bulu Lawang, Kabupaten Malang pada 8 Maret 1956. Dia merupakan putra dari pasangan Abdul Adhim dan Hj Nadhiroh.

Waktu kecil, Kiai Hariri tidak belajar di pesantren seperti ulama Indonesia pada umumnya. Saat itu, dia lebih menyukai sekolah umum, mulai dari tingkat sekolah dasar (SD) hingga tingkat sekolah menengah atas (SMA).

Baca Juga

Buletin terbitan Ma'had Aly Sukorejo, Tanwirul Afkar, menjelaskan, sejak 1972 hingga 1973, Kiai Hariri kemudian berpindah haluan. Saat kelas dua SMA, Hariri muda bertemu dengan kiai dari kota Pasuruan yang menyarankannya agar berhenti sekolah dan belajar di pondok pesantren.

Setelah membahasnya bersama keluarga, Kiai Hariri pun akhirnya memilih untuk melanjutkan pendidikannya ke pondok pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo. Sadar akan latar belakang pendidikan sebe lumnya, Kiai Hariri langsung memperbanyak belajar ilmu-ilmu dasar bahasa Arab secara otodidak di pesantren.

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنْ كُنْتُمْ فِيْ رَيْبٍ مِّنَ الْبَعْثِ فَاِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُّطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِنْ مُّضْغَةٍ مُّخَلَّقَةٍ وَّغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِّنُبَيِّنَ لَكُمْۗ وَنُقِرُّ فِى الْاَرْحَامِ مَا نَشَاۤءُ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى ثُمَّ نُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوْٓا اَشُدَّكُمْۚ وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّتَوَفّٰى وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّرَدُّ اِلٰٓى اَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْلَا يَعْلَمَ مِنْۢ بَعْدِ عِلْمٍ شَيْـًٔاۗ وَتَرَى الْاَرْضَ هَامِدَةً فَاِذَآ اَنْزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَاۤءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ وَاَنْۢبَتَتْ مِنْ كُلِّ زَوْجٍۢ بَهِيْجٍ
Wahai manusia! Jika kamu meragukan (hari) kebangkitan, maka sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu; dan Kami tetapkan dalam rahim menurut kehendak Kami sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampai kepada usia dewasa, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dikembalikan sampai usia sangat tua (pikun), sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air (hujan) di atasnya, hiduplah bumi itu dan menjadi subur dan menumbuhkan berbagai jenis pasangan (tetumbuhan) yang indah.

(QS. Al-Hajj ayat 5)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement