Kamis 09 Sep 2021 09:07 WIB

Mantan Presiden Ghani Minta Maaf Kepada Rakyat Afghanistan

Ghani membantah lari dair Kabul dengen membahwa yang

Pejuang Taliban menguasai istana kepresidenan Afghanistan setelah Presiden Ashraf Ghani melarikan diri dari negara itu, di Kabul, Afghanistan, Minggu, 15 Agustus 2021.
Foto: AP/Zabi Karimi
Pejuang Taliban menguasai istana kepresidenan Afghanistan setelah Presiden Ashraf Ghani melarikan diri dari negara itu, di Kabul, Afghanistan, Minggu, 15 Agustus 2021.

IHRAM.CO.ID, DUBAI--Mantan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani meminta maaf. Dia mengaku menyesal tentang bagaimana semuanya berakhir. Pernyataan ini dijelaskannya di akun Twitter miliknya.

 “Meninggalkan Kabul adalah keputusan tersulit dalam hidup saya, tetapi saya percaya itu adalah satu-satunya cara untuk menghentikan pertempuran senjata dan menyelamatkan Kabul dan 6 juta warganya.  Saya telah mengabdikan 20 tahun hidup saya untuk membantu orang-orang Afghanistan bekerja untuk membangun negara yang demokratis, makmur, dan berdaulat,"jelasnya dilansir dari Alarabiya, Rabu (8/9).

"Tidak pernah ada niat saya untuk meninggalkan orang-orang dari visi itu," tambahnya .

Sebelumnya, Ghani juga merilis pesan video bulan lalu dari Uni Emirat Arab. Ia mengkonfirmasi bahwa negara itu menampungnya atas dasar kemanusiaan.

Selama pernyataannya yang dirilis pada hari Rabu, Ghani mengatakan dia pergi atas desakan keamanan istana untuk menghindari risiko pertempuran jalanan berdarah. Dia sekali lagi membantah mencuri jutaan dari perbendaharaan.

 “Saya dan istri saya sangat teliti dalam keuangan pribadi kami.  Saya telah mengumumkan semua aset saya secara terbuka.  Warisan keluarga istri saya juga telah diungkapkan dan tetap terdaftar di negara asalnya, Lebanon," katanya.

"Saya menyambut baik audit resmi atau investigasi keuangan di bawah naungan PBB atau badan independen lain yang sesuai untuk membuktikan kebenaran pernyataan saya di sini,” tambah Ghani.

Sebelumnya Kedutaan Besar Rusia di Kabul mengatakan bahwa Presiden Ashraf Ghani telah meninggalkan Afghanistan dengan empat mobil dan satu helikopter yang dipenuhi uang tunai. Bahkan ia harus meninggalkan sejumlah uang karena tidak semuanya muat.

"Empat mobil penuh dengan uang, mereka coba memasukkan sebagian uang itu ke dalam helikopter, tetapi tidak semuanya muat. Dan sebagian uang itu dibiarkan tergeletak di landasan,"kata juru bicara kedutaan Rusia di Kabul,Nikita Ishchenko, seperti dilaporkan kantor berita RIA. 

 
 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement