Jumat 10 Sep 2021 17:17 WIB

KH Muhyiddin Ulama-Pejuang dari Tanah Sunda (II)

KH Muhyiddin merupakan salah satu pejuang dan dianggap sosok berpengaruh.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
Ulama sangat berperan dalam pembinaan umatnya (Ilustrasi)
Foto:

Pada 1962, para tokoh masyarakat kecamatan Cisalak Kabupaten Subang tiba-tiba mendatangi Kiai Muhyiddin dan memohon kepadanya untuk pindah ke Desa Gardusayang.Sebab, mereka me merlukan pengajaran agama dari seorang ulama. Tanpa berpikir panjang, ia pun pindah ke desa tersebut.Warga setempat merasa sangat suka cita.

Di desa ini, Kiai Muhyiddin kembali mendiri kan sebuah pesantren yang kemu dian diberi nama Pondok Pesantren Pagelaran III.Di sanalah, sang alim mendidik para santri serta membina masyarakat lokal.

Seiring berjalannya waktu, pesantren Page laran III terus mengalami perkem bangan.Para santrinya pun tidak hanya berasal dari daerah Cisalak, tetapi juga dari daerah-daerah lain, seperti Subang, Purwakarta dan Sumedang.

Pada masa Orde Lama, tidak sedikit kalangan ulama di Jawa yang mendapatkan tekanan dari kaum komunis. Apalagi, di pusat Presiden Sukarno seperti kian akrab dengan Partai Komunis Indo nesia (PKI). Akhirnya, pada 1965 pemberontakan G30S/PKI bergejolak.

Di Jawa Barat, KH Muhyiddin termasuk kalangan yang diintimidasi komunis. Keadaan waktu itu sangat mencekam dan penuh ketakutan. Namun, berkat pertolongan Allah, Kiai Muhyiddin dan para santrinya selalu selamat dari ancaman pembunuhan para pemberontak.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement