Senin 13 Sep 2021 13:42 WIB

KH Idham Chalid, Guru Politik Warga Nahdliyin (II)

KH Idham Chalid mampu menduduki berbagai jabatan penting dalam pemerintahan.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melayat jenazah KH Idham Chalid di kediaman almarhum
Foto:

Atas kiprahnya sebagai seorang politisi, aktivis kemerdekaan, pemim pin negara, dan pejabat negara, Pak Idham pun mendapatkan banyak penghargaan.

Sejarah mencatat, Pak Idham pernah mendapatkan pernghargaan Bintang Gerilya dari Presiden Soekarno pada 1956. Pernghargaan tersebut diberikan atas perjuangannya melawan penjajah saat bersama para gerilyawan di Kalimantan. Presiden Soekarno juga pernah memberikan penghargaan Bintang Mahaputra pada 1960.

Sedangkan, di bidang akademik Pak Idham mendapatkan gelar doktor honoris causadari Universitas al-Azhar (Me sir) dalam bidang pengeta huan dan perjuangan Islam. Penganugerahan itu berlangsung pada 1959. Beberapa tahun kemudian, tepatnya pada 1983, mubaligh tersebut sempat mendapatkan tawaran untuk menjadi ketua umum Majelis Ulama Indonesia (MUI). Akan tetapi, ia menolaknya secara halus.

Pak Idham meninggal dunia pada 11 Juli 2010 di kediamannya, kawasan pendidikan Darrul Ma'arif, Cipete, Jakarta Selatan. Satu tahun setelah wafatnya tokoh tersebut, Pemerintah In donesia menetapkan KH Idham Chalid sebagai pahlawan nasional. Gelar itu diberikan kepadanya melalui Keppres 113/TK/Tahun 2011 tanggal 7 November 2011. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement