Jeenah mengutip contoh Komando AS-Afrika yang disebut dibentuk setelah 'Global War on Terror'. "Sekarang beroperasi di sebagian besar negara di benua itu, dengan sedikit memperhatikan kedaulatan negara-negara Afrika," kata dia.

Dia mengklaim United States Africa Command (AFRICOM) dan badan intelijen AS juga membantu pemerintah di negara-negara Afrika melawan oposisi politik. "Memperkuat badan-badan militer dan intelijen AS di benua itu juga memiliki tujuan lain dari perspektif AS, seperti menentang jangkauan Cina ke benua itu," kata dia.

Sementara kelompok-kelompok hak asasi manusia di benua itu menuduh petugas keamanan salah menangkap individu atas tuduhan terorisme palsu, dan membunuh atau menahan mereka di lokasi yang tidak diketahui.

Dalam laporan 2016, kelompok hak asasi Haki Africa mengatakan polisi anti-teror Kenya dilaporkan melakukan setidaknya 81 pembunuhan di luar proses hukum di wilayah pesisir. Itu mayoritas penduduknya Muslim sejak 2012.

Kelompok itu mengklaim jumlahnya bisa lebih tinggi tetapi beberapa keluarga tidak melapor karena takut menjadi korban. Laporan itu mengatakan sebagian besar dari mereka adalah pemuda yang dituduh sebagai teroris selama tindakan keras polisi.

Ikuti Whatsapp Channel Republika