Selasa 14 Sep 2021 08:08 WIB

Ustadz Abdullah Said, Sang Pejuang Dakwah (I)

Semangatnya dalam menuntut ilmu membuat Ustadz Abdullah Said senang merantau.

Dakwah islamiyah (ilustrasi).
Foto:

Lulus dengan predikat terbaik, Abdullah pun lebih leluasa dalam memilih sekolah favorit. Pilihannya jatuh pada sekolah agama, yakni Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN). Tiap pelajar di sini mendapatkan ikatan dinas sekira enam tahun.

Selesai dengan jenjang pendidikan itu, ia pun me neruskan ke Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Alaudin Makassar. Menjadi mahasiswa di sana, dirinya tidak mengeluarkan biaya sedikitpun karena memperoleh beasiswa. Namun, Abdullah hanya tahan dua semester di kampus tersebut. Sebab, ia merasa tidak memperoleh ilmu baru di bangku kuliah. Antara energi dan waktu yang dikeluarkan dan hasil yang didapat dianggapnya tidak seban ding.

Begitu keluar dari IAIN, dirinya menempuh studi otodidak. Ia makin lahap membaca banyak buku, terutama yang bertema agama Islam. Di antara para pe nulis favoritnya ialah Buya Hamka, A Hassan, M Isa Anshari, dan M Natsir. Banyak majelis kajian di datanginya dalam masa rihlah keilmuan nonformal ini. Begitu pula dengan masjid-masjid, tempatnya menimba ilmu dan hikmah dari sejumlah alim.

Ada banyak ulama yang menjadi gurunya. Salah satunya ialah KH Abdul Djabbar Asyiri, seorang pendiri Pondok Pesantren Darul Arqam Gombara Ma kassar dan juga pengurus Muhammadiyah. Darinya, ia menekuni dunia ilmu hadis. Guru lainnya adalah Abdul Malik Ibrahim, mantan Direktur PGAN Makassar, yang mengajarinya ilmu penguasaan bahasa Arab. Adapun KH Ahmad Marzuki Hasan, sang pendiri Ponpes Darul Istiqamah Maccopa Maros, menjadi mentornya dalam bidang 'Ulumul Qur'an.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement