IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Muhammad Neil El Himam mengatakan industri gim lokal memiliki peluang dan potensi untuk digali.
Menurut Neil, pengembangan gim merupakan salah satu subsektor ekonomi kreatif Indonesia yang memberikan kontribusi tinggi dan terus mengalami peningkatan, khususnya di masa pandemi Covid-19. "Di satu sisi, kondisi ekonomi kreatif juga banyak mengalami penurunan, 15 (subsektor) di antaranya mendapatkan dampak negatif kecuali TV dan radio, lalu aplikasi dan pengembangan gim. Saat ini kami melihat ini menjadi momentum kebangkitan gim produksi lokal dan lebih banyak diminati dunia internasional," kata Neil dalam sebuah acara virtual, ditulis Selasa (14/9).
Ia mengatakan potensi pasar untuk pengembangan dan konsumsi permainan digital Indonesia memiliki nilai yang terbilang tinggi. Hanya saja, jumlah gim buatan negeri masih terbilang belum terlalu besar karena Indonesia kebanyakan masih mengimpor dari negara lain.
"Satu subsektor yang kami perhatikan saat ini adalah industri gim atau game development. Tahun lalu, pasar gim Indonesia sebesar 1,6 miliar dolar AS. Namun sayangnya, mungkin lebih dari 90 persen (dari gim) adalah produk impor," ujar Neil.
Ia optimistis industri ini bisa lebih tereksplorasi lebih jauh seiring dengan infrastruktur digital yang semakin siap dan merata di Indonesia serta dengan berbagai dukungan pemerintah di ranah permainan digital. "Yang seru adalah gim Indonesia ini ternyata lumayan laku di luar negeri. Kami sempat tanya secara kasar, gim Indonesia nilainya mencapai ratusan miliar, namun kebanyakan masih impor. Ini menarik dan teman-teman di industri ini tentu berharap ini bisa semakin naik. Ini perlu untuk dicermati lebih jauh," ujarnya.
Neil kemudian menyinggung bagaimana ekosistem digital Indonesia kini memiliki peranan penting dalam pemulihan ekonomi nasional, termasuk di dalamnya pariwisata dan ekonomi kreatif. Untuk pariwisata, selain menggalakkan program CHSE di destinasi wisata, Neil mengatakan kini banyak pelaku wisata yang melakukan tur virtual interaktif, terutama di masa-masa awal terjadinya pandemi.
Sementara dari sisi ekonomi kreatif, Kementerian Parekraf bersama belasan kementerian dan lembaga lainnya mencoba menggandeng para pelaku ekonomi kreatif lewat Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) untuk on-boarding ke ruang digital khususnya e-commerce demi meningkatkan penjualan dan memperluas pasarnya.
"Transformasi digital ekonomi kreatif merupakan hal yang perlu dipertimbangkan dengan baik di industri. Melihat data Bank Indonesia, nominal transaksi e-commerce meningkat sejak 2017 dari Rp 42 triliun hingga Rp 266,3 triliun pada 2020. Digitalisasi sistem pembayaran juga mendorong transaksi digital," kata Neil.
"Dan untuk memperkukuh hal ini, bukan dengan mengubah basis bisnis menjadi digital tapi bagaimana kita bisa mengadopsi dan memanfaatkan aneka budaya Indonesia dan teknologi untuk meraih peluang di era digital," ujarnya.