IHRAM.CO.ID, Peneliti Pusat Penelitian TRT World, Hatice Keskin, menyampaikan ulasan tentang tragedi 11 September 2001 yang dimuat di laman Daily Sabah. Baginya, serangan tragis di Amerika Serikat tidak hanya membuka jalan menuju konfigurasi ulang tatanan internasional, tetapi, di satu sisi, membuktikan bisikan seputar konsep teroris Muslim yang sebelumnya hanya terlihat sebagai penjahat di film.
Keskin memandang bahwa tragedi itu merupakan sentuhan terakhir untuk langkah sistematis menuju Islamofobia, yang secara bertahap meningkat di Barat. Dengan demikian, tragedi itu juga membenarkan alasan mereka untuk membenci.
Ada banyak definisi tentang Islamofobia. Ada beberapa yang mengklaim Islamofobia menyulut kebencian terhadap agama Islam sementara masalahnya terkait dengan orang-orang Muslim, tetapi esensi dari istilah tersebut pada dasarnya sama, yaitu ketakutan, kebencian, dan permusuhan yang berlebihan terhadap Islam.
"Dan Muslim yang dilanggengkan oleh stereotip negatif yang mengakibatkan bias, diskriminasi, dan marginalisasi serta pengucilan umat Islam dari kehidupan sosial, politik, dan sipil," jelasnya.
Namun, kebencian ini juga menghadapi diskriminasi dengan sendirinya. Misalnya, laki-laki kulit hitam dan coklat lebih mungkin menghadapi serangan Islamofobia daripada rekan-rekan kulit putih mereka, bahkan ketika mereka bukan Muslim. Diskriminasi serupa juga terlihat di kalangan umat Islam.