IHRAM.CO.ID, JAKARTA – Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang diterapkan pada wilayah Jawa-Bali dan Luar Jawa-Bali dinilai semakin menunjukkan hasil baik setiap pekannya.
Di seluruh Provinsi Luar Jawa-Bali, dapat dilihat tren kasus konfirmasi per 100 ribu penduduk per pekan sudah menurun dan terus mengalami perbaikan.
“Momentum penurunan kasus sampai di bawah 100 ribu ini harus terus dijaga. Masyarakat jangan euforia karena angka kasus turun, karena varian Delta dan pandemi Covid-19 yang tidak mudah diprediksi," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers virtual, Senin (13/9).
Pemerintah, lanjutnya, juga berusaha mencegah masuknya varian baru, baik melalui jalur udara, laut, dan darat. Koordinasi antar Kementerian atau Lembaga (K/L) akan terus ditingkatkan.
Menurut data Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) per 13 September 2021, Kasus Aktif Nasional tercatat sebanyak 99.696 kasus, dengan distribusinya di Jawa-Bali sebesar 41,18 persen dan Luar Jawa-Bali sebesar 58,82 persen.
Sejak awal PPKM leveling (data 9 Agustus sampai 1 September), jumlah Kasus Aktif di luar Jawa-Bali memang menurun, dengan penurunan tertinggi terjadi di wilayah Nusa Tenggara sebesar minus 82,98 persen, disusul Sulawesi sebesar minus 75,97 persen, Kalimantan sebesar minus 75,91 persen, Sumatera sebesar sebesar minus 70,40 persen, dan Maluku-Papua sebesar minus 53,75 persen.
Tingkat Kesembuhan atau Recovery Rate (RR) secara nasional sebesar 94,27 persen, lebih baik dari RR Global yang tercatat sebesar 89,59 persen. Sedangkan RR di Jawa-Bali sebesar 95,06 persen dan Luar Jawa-Bali sebesar 92,63 persen. Sedangkan Tingkat Kematian atau Case Fatality Rate (CFR) Nasional sebesar 3,34 persen, masih lebih tinggi dari CFR Global yang tercatat sebesar 2,06 persen, sementara CFR Jawa-Bali sebesar 3,48 persen dan Luar Jawa-Bali sebesar 3,04 persen.
Menko Airlangga melanjutkan, PPKM Luar Jawa-Bali yang masih berlangsung sampai 20 September 2021 mendatang harus tetap dijalankan dengan baik sesuai aturan Inmendagri yang berlaku pada masing-masing wilayah sesuai levelnya.
Hanya saja untuk memastikan penurunan jumlah kasus aktif, maka setiap daerah sangat perlu untuk memperbarui status kasus covid-19, terutama bagi kasus yang sudah melebihi 21 hari.
Pada pekan ini terjadi perbaikan level asesmen yang cukup signifikan dibandingkan minggu sebelumnya, di mana untuk tingkat Provinsi di Luar Jawa-Bali sebagai berikut.
Level 4: Pada 3 September 2021 terdapat 2 Provinsi (Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur), namun pada 11 September sudah tidak ada lagi provinsi dengan level 4.
Level 3: Pada 3 September 2021 terdapat 22 Provinsi di level 3, dan pada 11 September menurun menjadi 16 Provinsi.
Level 2: Pada 3 September 2021 terdapat 3 Provinsi yang masuk level 2, namun pada 11 September terjadi perbaikan sehingga bertambah menjadi 11 Provinsi di level 2.
Sementara, untuk level Kabupaten/Kota, dari 23 Kab/ Kota dengan PPKM Level 4, terdapat 16 Kab/Kota yang mengalami perbaikan/ penurunan dari level 4 ke level 3 dan bahkan 1 Kabupaten mengalami penurunan dari level 4 ke level 2. Hanya saja masih terdapat 6 Kabupaten/Kota yang tetap di level 4, yaitu Kota Banda Aceh, Kabupaten Bangka, Kabupaten Kotabaru, Kota Palangkaraya, dan Kota Palu.
Untuk indeks mobilitas, terdapat delapan Kabupaten/Kota yang mengalami peningkatan mobilitas yaitu Kabupaten Aceh Besar, Kota Banda Aceh, Kota Banjarmasin, Kabupaten Mahakam Hulu, Kota Tarakan, Kota Kupang, Kota Makassar, dan Kabupaten Bolaang Mongondow.
Sedangkan, sebanyak tujuh Kabupaten/Kota mengalami penurunan mobilitas di bawah 10 persen. Terdapat 3 Kab/Kota yang mengalami penurunan mobilitas kurang dari 30 persen yaitu Kota Balikpapan, Kota Palu, dan Kabupaten Kutai Kartanegara.
Walaupun ada daerah yang mengalami kenaikan mobilitas, namun capaian Testing di Luar Jawa-Bali dalam 7 hari terakhir cukup baik, hanya tiga provinsi dengan Testing kurang dari 50 persen yaitu Aceh, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Tengah.
Sebaliknya, capaian tracing di Luar Jawa-Bali masih rendah, hanya 1 provinsi yang memiliki rasio di atas 10,0 (Kontak Erat per Kasus Konfirmasi) yaitu Sumatra Utara (14,45).