Tanggapan terhadap tragedi 9/11 juga mengharuskan Nargis untuk menjadi lebih terdidik tentang Islam dan komunitas Muslim Amerika. Ia ingin menjalani kehidupan yang mewakili Islam dengan cara terbaik sambil tetap jujur pada diri sendiri. Selama bertahun-tahun, komunitas minoritas bekerja keras untuk berasimilasi dan berbaur tanpa menimbulkan gangguan. Tapi 9/11 adalah titik balik ketika orang harus belajar untuk berbicara.
Melalui platform media sosial, orang Amerika dapat melihat apa yang dilakukan Muslim sehari-hari—mulai dari merayakan hari raya, mendapatkan pekerjaan pertama, membuka bisnis—semua bagian dari mengejar impian Amerika.
Suatu ketika, pada musim panas, Nargis membawa anak-anaknya ke tempat bermain air di Sterling Heights, Michigan. "Seorang anak laki-laki menyemprotkan air ke mata anak saya. Ketika anak saya memintanya untuk berhenti, dia menjawab, 'Kamu adalah Muhammad,' sebagai ejekan, mengacu pada Nabi Muhammad, nabi dan utusan terakhir dalam agama Islam."
"Beberapa saat kemudian dia melihat putri saya, menyebutnya teroris, dan bertanya, 'mengapa Anda dan saudara perempuan Anda (sepupu) mengenakan benda jelek itu di kepala Anda?'"