Ahad 19 Sep 2021 10:41 WIB

KH Abdullah Syathori Ulama Besar dari Arjawinangun (I)

Menginjak usia remaja, Syathori memulai rihlah keilmuannya ke beberapa pesantren.

[ilustrasi] Sekolompok santri di sebuah pondok pesantren
Foto:

Satu hal yang di ingat nya, Kiai Sobari sangat fasih dalam melantunkan bait-bait Kasidah Barzanji. Teks sastra ini kerap dibawakan di pelbagai kesempatan, utamanya perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Setelah itu, Syathori muda melanjutkan belajar di Pondok Pesantren Jamsaren Solo, Jawa Tengah, di bawah asuhan KH Idris Jamsari. Secara bersamaan, ia juga menempuh pendidikan di Sekolah Mambaul Ulum, Kauman--dekat Keraton Solo.

Madrasah tersebut berdiri atas kerja sama pihak Kesunanan Surakarta Hadiningrat dan pemerintah kolonial Belanda. Biasanya, lulusan Mambaul Ulum akan menjadi calon pendakwah sekaligus penghulu kerajaan.

Di Jamsaren Solo inilah karakter keilmuan dan kealiman Syathori mulai terbentuk. Dari Kiai Idris, ia banyak belajar. Banyak waktu dihabiskannya untuk mengaji dan menghafal Alquran, serta muthala 'ahberbagai kitab kuning.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement