Senin 20 Sep 2021 03:10 WIB

Profesor Asal Yakima Ungkap Dampak 9/11 Terhadap Umat Islam

Usai Sejak 9/11, Muslim Amerika hadapi permusuhan dan kecurigaan.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Agung Sasongko
Komunitas Muslim di Rockford, Illinois, Amerika Serikat menggelar program open house bagi masyarakat umum
Foto:

"Kami merasakannya di sini, di Yakima, antara 2016-2018. Secara statistik ini adalah tahun-tahun di mana kejahatan rasial terhadap Muslim melonjak sekali lagi. Beberapa laporan menunjukkan aksi ini melampaui tingkat yang dilaporkan setelah 9/11," ujar dia.

Awad pun menyebut tidak berpikir bias terhadap Muslim telah mengalami perbaikan. Ada begitu banyak faktor, termasuk perang melawan teror dan bagaimana 20 tahun terakhir memiliki konsekuensi yang menghancurkan di negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim.

Negara-negara Eropa, seperti Republik Ceko dan Hongaria, memiliki beberapa kebijakan paling bermusuhan terhadap pencari suaka Muslim. Partai-partai nasionalis ekstremis telah bangkit di seluruh Eropa dengan platform Islamofobia yang jelas, dimana hal itu menakutkan. Tindakan teroris di Christchurch, Selandia Baru, menunjukkan kebencian dan kefanatikan ini.

Media juga disebut memainkan peran besar dalam hal ini. Sebuah studi baru-baru ini oleh University of Alabama menemukan, tindakan teroris yang dilakukan oleh Muslim dibandingkan dengan kelompok lain mendapat liputan media 357 persen lebih banyak, daripada tindakan teroris yang dilakukan oleh kelompok lain.

"Muslim Amerika, bagaimanapun, telah mengambil sikap yang lebih tegas dan berjuang melawan stereotip dan bias yang kita terima sebagai Muslim," katanya.

Ia pun merasa cara terbaik untuk memahami Islam adalah dengan mendengarkan suara Muslim dan menghilangkan semua asumsi maupun ketakutan, yang telah ditanamkan ke dalam masyarakat dan budaya melalui media dan politik. 

 

Awad menyadari jalan yang harus diperjuangkan masih panjang, tetapi saat ini sudah ada langkah besar yang dibuat dalam beberapa tahun terakhir, yang sangat penting. Salah satu kenangan favoritnya adalah buka puasa lintas agama pertama yang dilakukan pada 2018 di Islamic Center of Yakima. Lebih dari 100 anggota komunitas Yakima memakan roti bersama komunitas Muslim saat Ramadhan.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement