Selasa 21 Sep 2021 14:14 WIB

Memahami Hadis yang Dicontohkan Sahabat

Para sahabat di masa Rasulullah langsung meminta penjelasan secara langsung

Rep: Imas Damayanti/ Red: Agung Sasongko
Hadist (ilustrasi).
Foto:

Itu artinya, golongan sahabat ini tidak memahami hadis tersebut sebagaimana bunyi teksnya. Di mana terdapat larangan shalat Ashar kecuali telah tiba di perkampungan Bani Quraidzah. Sedangkan sebagian sahabat lainnya memahami berbeda.

Menurut sahabat di kalangan ini, hadis tersebut adalah pesan Rasulullah SAW untuk hanya shalat Ashar di perkampungan Bani Quraidzah dan tidak boleh shalat di lain tempat meski waktu shalat Ashar telah masuk. Saat kembali dari Bani Quraidzah, para sahabat menceritakan peristiwa tersebut kepada Nabi untuk meminta penjelasan. Kemudian oleh Nabi, kedua pemahaman tersebut dibenarkan.

Kebiasaan para sahabat untuk meminta klarifikasi atas sebuah persoalan langsung kepada Nabi, di kemudian hari dikenal dengan nama metode kritik matan. Yakni menjelaskan kebenaran atau ketidakbenaran penisbatan teks hadis kepada Rasulullah SAW. Kebenaran ini dalam ilmu hadis diperoleh dengan cara mengetahui apakah teks sebuah hadis itu bebas dari shuzuz (kejanggalan) dan illat (cacat). 

Sejarah pemahaman hadis juga berlanjut hingga generasi setelah Nabi wafat. Masa ini ditandai dengan kehati-hatian para sahabat dalam meriwayatkan hadis. Hal ini dilatarbelakangi oleh kekhawatiran para sahabat atas ancaman untuk orang-orang yang berani berdusta atas nama Rasulullah SAW, serta kekhawatiran tercampurnya Alquran dengan hadis.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement