Selasa 21 Sep 2021 22:23 WIB

KH Muhammad Nawawi Riwayat Pejuang dari Mojokerto (II)

Kiai Nawawi tidak hanya mengajar ilmu-ilmu agama tetapi semangat patriotisme.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
Santri tempo dulu tengah mengaji.
Foto:

Untuk memperkuat basis pendidikan umat Islam di Mojokerto, Kiai Nawawi bersama sejumlah pengurus NU kemudian mendirikan madrasah. Awalnya, madrasah itu hanya ditempatkan di teras mushalla milik KH Zainal Alim yang letaknya di sebelah Pasar Pahing Kota Mojokerto.

Kemudian, Madrasah Ibtida'iyah tersebut dipindah ke gang Kauman, sehingga masyarakat menyebutnya Madra sah Kauman. Dalam perkembangannya, madrasah tersebut kemudian berganti nama menjadi Madrasah Ibtida'iyah Al-Muhsinun pada 1976.

Dengan madrasah ini, Kiai Nawawi tidak hanya mengajar ilmu-ilmu agama, tapi juga menguatkan spirit patriotisme. Untuk menanamkan rasa cinta Tanah Air dan bangsa kepada murid-muridnya, ia bahkan menerjemahkan teks lagu Indonesia Raya ke dalam bahasa Arab.

Selain untuk mengajarkan pela jaran bahasa Arab, hal itu juga bertujuan untuk menghindari polisi patroli. Aparat kolonial itu memang sangat ketat pengawasannya terhadap sekolah-sekolah swasta. Gurunya di pondok Siwalan Panji, Kiai Chozin juga ikut mengajar di madrasah tersebut, termasuk Kiai Muhammad dari Porong, Sidoarjo.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement