Dalam pernyataan tersebut, Nurhayati mengatakan, pemerintah diminta tidak bersikap ragu-ragu dan lebih bersungguh-sungguh meletakkan penanggulangan Covid-19 sebagai prioritas utama, bukan pemberian stimulus ekonomi. Pejabat pemerintah juga harus menunjukkan keteladanan dalam menegakkan protokol kesehatan, khususnya menghindari kerumunan.
Pemerintah juga diingatkan untuk menyadari dampak-dampak bawaan dari pandemi Covid-19 ke dalam bidang-bidang ekonomi, pendidikan, dan kehidupan beragama. Pengabaian dampak-dampak itu potensial membawa kerusakan serius dalam kehidupan bangsa.
Misalnya, dalam bidang pendidikan, pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama hampir dua tahun di semua jenjang pendidikan telah menimbulkan hilangnya pengajaran yang potensial mengakibatkan hilangnya generasi. Masalah ini harus segera diatasi antara lain dengan menyediakan dana kedaruratan untuk mendukung siswa maupun mahasiswa dalam mengikuti pembelajaran online.
"Membantu dan memfasilitasi guru dan dosen dalam melaksanakan kewajibannya, dan menyiapkan sekolah atau perguruan tinggi untuk menanggulangi kerusakan yang telah terjadi, serta menguatkan sistem manajemen belajar di lembaga-lembaga pendidikan," kata Nurhayati.
Dia melanjutkan, dalam bidang keagamaan, pembatasan sosial di tempat-tempat ibadah dengan larangan penunaian ibadah di dalamnya telah membawa dampak sistemik terhadap timbulnya permisivisme keagamaan di umat beragama. Ini dapat membawa peremehan dan pendangkalan pengamalan ajaran-ajaran agama, sehingga bangsa kehilangan modal budaya besar untuk bangkit dan maju.