IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo mendorong penguatan arsitektur sistem ketahanan kesehatan dunia, baik di negara berkembang maupun di negara maju.
"Kita harus menyusun mekanisme baru penggalangan sumber daya kesehatan dunia, termasuk untuk pembiayaan darurat kesehatan dunia yang antara lain untuk pembelian vaksin, obat, dan alat kesehatan," kata Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Rabu (22/9).
Jokowi menyampaikan hal tersebut dalam acara Global Covid-19 Summit yang digelar secara virtual. Menurut Jokowi, standar protokol kesehatan global harus segera disusun agar standar di semua negara bisa sama.
"Standar tersebut antara lain mengatur tentang perjalanan lintas batas negara," ucap Jokowi.
Selanjutnya, Presiden Jokowi juga menyerukan agar negara berkembang harus diberdayakan menjadi bagian dari solusi. "Kapasitas manufaktur lokal harus dibangun agar kebutuhan vaksin, obat-obatan, dan alat kesehatan bisa tersedia secara cepat dan merata di seluruh dunia. Indonesia berkomitmen dan mampu menjadi bagian dari rantai pasok global," katanya.
Terkait dengan vaksin, Jokowi menegaskan kembali ketimpangan vaksin antarnegara harus segera diatasi sehingga melalui Covid-19 Global Vaccine Access (COVAX) Facility kerja sama berbagi dosis (dose-sharing) dan akses yang merata terhadap vaksin harus ditingkatkan. Selain itu, Jokowi juga meminta agar politisasi dan nasionalisme vaksin harus diakhiri.
"Solidaritas dan kerja sama merupakan kunci agar dunia segera keluar dari pandemi dan segera pulih bersama," katanya.
Sebagai Presiden G20 pada 2022, Jokowi mengungkapkan Indonesia akan berkontribusi pada upaya dunia memperkuat arsitektur ketahanan kesehatan global demi generasi masa depan. Pertemuan tingkat tinggi dunia yang membahas penanganan pandemi Covid-19 tersebut digagas oleh Presiden Amerika Serikat Joe Biden.
Pertemuan tersebut merupakan pertemuan kedua yang digagas Presiden Biden setelah Meeting of Major Economic Forum pada 17 September 2021. Turut mendampingi Jokowi dalam acara tersebut, yaitu Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar.