IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Rais Syuriah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Australia-Selandia Baru Prof Nadirsyah Hosen mengungkap tidak mudah warga Muslim di barat mendirikan masjid dan perjuangannya berujung di pengadilan negara setempat.
“Memang sulit mendirikan masjid di Eropa dan Australia, dan terjadi pro dan kontra, sering kali berujung di pengadilan,” kata Prof Nadir saat menjadi pemateri Dari Kita Untuk Belgia, Ahad (26/9).
Gus Nadir mengatakan keadaan seperti ini perlu diketahui oleh warga di Tanah Air, bahwa membangun masjid atau membeli tempat untuk digunakan sebagai masjid tidak mudah seperti di Tanah Air. Banyak alasan kenapa hal ini bisa terjadi, mulai dari alasan sosial, sekuler, dan bahkan ekonomi.
“Ada yang merasa ketika ada masjid di wilayah rumah mereka terganggu, ini alasan skeluler, alasan ekonomi,” katanya.
Menurutnya sudah menjadi hukum alam bahwa kaum minoritas di satu tempat akan kesulitan ketika meminta izin mendirikan rumah ibadah. Dan kesulitan ini terjadi di Indonesia, negara-negara barat juga demikian adanya.
“Muslim mayoritas di Indonesia begitu di luar negeri bertukar tempat menjadi minoritas di Australia, Amerika dan Eropa. Dan sering kali muslim di negara-negara tersebut kesulitan membangun masjid,” katanya.