IHRAM.CO.ID, ISTANBUL -- Para ilmuwan, pakar, dan cendekiawan Islam menggelar pertemuan selama dua hari di Istanbul, Turki. Tujuan digelarnya kongres yang dimulai pada Ahad (26/9) kemarin ini sebagai upaya untuk mengakhiri masalah yang ada dalam dunia Islam yaitu perbedaan kalender Islam.
Agenda tersebut diselenggarakan bersama oleh Dewan Tinggi Urusan Agama Kepresidenan Urusan Agama Turki (Diyanet) dan Dewan Eropa untuk Fatwa dan Penelitian. Pertemuan ini menyusul agenda yang telah digelar pada 2016 lalu di Turki untuk memastikan kalender terpadu mengenai waktu sholat dan hari libur keagamaan dalam Islam.
Pertemuan pada 2016 itu menghasilkan pernyataan kesatuan kalender, meski pelaksanaannya tidak berlangsung di beberapa negara. Berbicara pada pembukaan acara di sebuah hotel di Istanbul, ketua Diyanet, profesor Ali Erba, berharap pertemuan ini mencapai kesimpulan yang akan meminimalkan perbedaan dan ketidaksepakatan dalam waktu sholat.
Dia mengatakan, upaya persatuan dan kesatuan kalender Islam untuk waktu sholat sudah dimulai sejak 2016. Dia mengakui, masalah waktu sholat dan puasa bukanlah hal baru, tetapi sangat krusial. Ia khawatir terhadap adanya perbedaan yang signifikan dalam praktik waktu sholat, yang merupakan ekspresi agama yang paling jelas dan bentuk ibadah yang paling mendasar.
"Di sini, para ilmuwan dari negara-negara Eropa dan Islam akan membahasnya dan mencapai kesimpulan," katanya sebagaimana dilansir dari Daily Sabah, Senin, (27/9).