Selasa 28 Sep 2021 22:28 WIB

KH Mandhur Ulama Pejuang dari Temanggung (III)

KH Mandhur diberi amanah sebagai Imam Masjid Agung Darussalam Temanggung.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
Masjid di Temanggung (Ilustrasi)
Foto:

Bersama jamaah tarekatnya, KH Mandhur dapat mendirikan pondok pesantren sendiri. Lokasinya terletak tidak jauh dari tempat tinggalnya di pusat Temanggung.

Lembaga ini kemudian dikenal sebagai Pondok Pesantren Mujahiddin. Hingga kini, pesantren tersebut masih terus beroperasi. Pemimpinnya sekarang adalah putra sang kiai, yaitu KH Ahmad Bandanuji.

Peran KH Mandhur memberikan warna tersendiri bagi masyarakat Temanggung. Ia sangat dihormati oleh penduduk setempat. Sampai sekarang pun masih banyak masyarakat Temanggung yang membicarakan Kiai Mandhur ketika menjadi imam masjid. Sebab, banyak cara unik yang dilakukannya. Umpamanya, memberikan tanda bunyi sirene ketika akan menyambut bulan suci Ramadhan atau menjelang Idul Fitri.

Pada 4 Rabiul Awal atau bertepatan pada 18 Februari 1980 M KH Mandhur berpulang ke Rahmatullah. Ia meninggal dunia dalam usia 118 tahun. Banyak umat Isam di Temanggung yang ikut melakukan shalat jenazah untuk mengantar kepulangan KH Mandhur. 

Mereka juga mengantarkan ke tempat pengistirahatan terakhirnya di permakaman Dusun Ngebel Desa Kedungumpul Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung. Semua warga Temanggung terutama keluarga, para santri, dan juga masyarakat yang ada di sekitanya mengisakkan tangis yang mendalam karena merasa kehilangan sosok ulama yang menjadi panutannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement