Kamis 30 Sep 2021 21:48 WIB

Bannett Sebut Komunitas Arab Sumber Penularan Covid-19

Bannet menggenjot vaksinasi di kalangan warga komunitas Arab

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Nashih Nashrullah
Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett, menggenjot vaksinasi di kalangan warga komunitas Arab
Foto: ap/Sebastian Scheiner/Pool AP
Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett, menggenjot vaksinasi di kalangan warga komunitas Arab

IHRAM.CO.ID, YERUSALEM—Perdana Menteri Israel, Bennett, mengumumkan kampanye vaksinasi bagi komunitas Arab yang dianggap sebagai sumber penularan Covid-19. 

Sebelum meninggalkan New York setelah menghadiri Majelis Umum PBB, Bennett mengatakan bahwa 40 komunitas ‘paling merah’ di Israel adalah warga Arab, mengacu pada tingkat penularan virus. 

Baca Juga

Di sisi lain, Bennett mendapatkan kritik dari beberapa pakar kesehatan karena keputusannya untuk meniadakan pembatasan meskipun jumlah infeksi harian sangat tinggi di Israel. 

Dia berdalih bahwa keputusannya untuk menolak penguncian adalah untuk menjaga ‘keterbukaan’ Israel, dan menekankan bahwa yang mereka perlukan adalah memvaksinasi komunitas Arab, mayoritas adalah warga Palestina. 

"Apa yang akan membantu adalah ... pergi ke sektor Arab, dan membujuk mereka," katanya, menambahkan bahwa warga Arab Israel mengisi 20 persen dari total populasi, 9,3 juta orang di negara itu.  

Zahi Said, juru bicara kementerian kesehatan, mengatakan bahwa 40 persen dari total kasus Covid-19 di Israel berasal dari komunitas Arab. 

Dia mengaitkan tingginya angka tersebut dengan kurangnya program vaksinasi dan ketidakpatuhan anggota komunitas dalam menjalankan instruksi kementerian kesehatan, seperti menjaga jarak dan memakai masker.  

Dia mengatakan, kementerian telah menyosialisasikan pentingnya vaksin di kota-kota Arab, tetapi resistensi vaksin tetap ada. Israel pada Desember tahun lalu menjadi salah satu negara pertama yang menggalakkan program vaksinasi nasional yang berhasil menurunkan jumlah infeksi dan memungkinkan pencabutan pembatasan akibat pandemi pada Juli lalu. 

Namun kemunculan varian Delta yang sangat mudah menular menyebabkan infeksi melonjak, tetapi pemerintah Bennett telah memilih untuk meluncurkan vaksin Pfizer-BioNTech ketiga, atau booster, alih-alih penguncian baru.

Data Israel menunjukkan bahwa mereka yang telah menerima suntikan ketiga cenderung tidak sakit parah dengan Covid-19 daripada mereka yang telah menerima dua dosis. 

 

Sumber: arabnews 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement