IHRAM.CO.ID, JAKARTA--Pusat Kesehatan Haji tengah mengembangkan sistem digitaliasi pemantau aset barang milik negara (BMN) jarak jauh menggunakan aplikasi (TeleBMN). Banyak aset milik negara di Arab Saudi yang mesti dipantau keadaanya.
“Kita sedang mengembangkan TeleBMN,” kata Kepala Pusat Kesehatan Haji Budi Sylvana saat dihubungi Republika, Sabtu (2/10).
Budi mengatakan sistem ini dapat memantau aset-aset milik Pusat Kesehatan Haji yang berada di Arab Saudi. Terdapat banyak alat-alat kesehatan di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) yang ada di Jeddah, Makkah dan Madinah harus dipantau agar tidak cepat rusak.
“Proses kendali jarak jauh untuk pengelolaan tata kelola barang milik negara yang ada di luar negeri,”
Budi memastikan sistem ini sangat meringankan pekerjaan dalam tata kelola manajemen aset milik pusat kesehatan haji yang ada di Arab Saudi. Dengan sistem aplikasi TeleBMN ini pengontrolan dapat dikendalikan di Jakarta, Indonesia.
“Karena kita tidak punya petugas di sana selama bukan musim haji,” katanya.
Meski bukan musim haji, kata dia barang milik negara yang terdiri dari alat-alat kesehatan ini dan tersimpan di KKHI Jeddah, Makkah dan Madinah ini harus terus dikontrol, sehingga barang-barang tersebut tidak mudah rusak dan hilang dan pada waktunya masih tetap digunakan. Dengan aplikasi ini dapat melihat barang-barang itu masih bisa digunakan atau tidak.
“Barang-barang itu harus tetap dikontrol, sehingga tidak hilang, tidak rusak, masih baik atau tidak kalibrasinya. Sehingga nanti saat proses dapat langsung digunakan,”
Budi mengatakan selain mengembangkan sistem pemantau aset jarak jauh (TeleBMN), pihaknya juga sedang mengembangkan sistem informasi TeleJamaah untuk memantau kesehatan jamaah haji dan Daftarin untuk perekrutan Petugas Kesehatan Haji (Daftarin).
“Hal ini dilakukan guna menjaga agar penyelenggaraan kesehatan haji dapat aman terkendali,” katanya.