Tiga macam amalan yang harus dimiliki Mukmin pemimpin ini dilansir dari Tafsir Kementerian Agama pada Surah Al-Ma'idah Ayat 55.
اِنَّمَا وَلِيُّكُمُ اللّٰهُ وَرَسُوْلُهٗ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوا الَّذِيْنَ يُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوْنَ الزَّكٰوةَ وَهُمْ رَاكِعُوْنَ
Sesungguhnya penolongmu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang melaksanakan sholat dan menunaikan zakat, seraya tunduk (kepada Allah). (QS Al-Ma'idah: 55).
Tafsir Kementerian Agama menerangkan juga, dalam ayat ini Allah menegaskan lagi masalah wali, yaitu penolong dan pelindung orang Mukmin tidak lain hanyalah Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang Mukmin sendiri. Penegasan ini dimaksudkan agar orang Mukmin jangan ragu dan lemah pendirian, karena bisikan dan bujukan orang-orang yang lemah iman.
Mereka hendaklah berpendirian teguh, yakin dalam perjuangan, tidak menggantungkan harapan kepada orang lain, selain kepada sesama Mukmin dan tidak meminta pertolongan, selain mengharapkan pertolongan Allah semata-mata. Ayat ini menjelaskan sifat-sifat orang Mukmin yang akan dijadikan pemimpin dan penolong.
Jangan sembarang orang mengaku Mukmin, sebab banyak juga orang hanya mengaku Mukmin di mulut, tetapi dalam amal perbuatannya sehari-hari memperlihatkan perbuatan orang munafik. Kadang-kadang dia turut mengerjakan ibadah, seperti mengerjakan sholat, puasa dan lain-lain, tetapi hanya sekadar untuk menarik perhatian orang Mukmin saja, sekadar berpura-pura saja, bukan keluar dari hati sanubarinya. Perbuatan mereka banyak didorong oleh rasa ria ingin dipuji dan dilihat orang, mereka sedikit sekali ingat dan tunduk kepada perintah Allah. Terhadap orang-orang seperti ini haruslah berhati-hati menghadapinya, lebih-lebih dalam menjadikan mereka sebagai pemimpin dan penolong.