Rabu 06 Oct 2021 04:30 WIB

Polandia Curigai Migran Timur Tengah Terkait Terorisme

Polandia mencurigai migran Timur Tengah terkait terorisme dan kejahatan.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Agung Sasongko
Islamofobia (ilustrasi)
Foto:

Foto-foto yang diduga ditemukan di ponsel migran menunjukkan pertemuan rahasia sel teror, mayat, eksekusi dengan pemenggalan kepala, dan gambar senapan mesin. Bukti dugaan hubungan para migran dengan Rusia juga diperlihatkan, termasuk perjalanan transportasi umum, tiket pertandingan sepak bola, dan foto-foto dari tempat-tempat wisata. Dikatakan satu pengungsi Afghanistan sebelumnya telah mengambil bagian dalam kursus pelatihan militer Rusia.

Bukti kemudian ditunjukkan yang menunjukkan beberapa migran memiliki riwayat pemalsuan dokumen untuk tujuan imigrasi ilegal. Dari pemeriksaan identitas orang-orang yang tinggal di pusat-pusat penahanan, muncul klaim bahwa hal tersebut merupakan bukti aktivitas pedofilia dan zoofilia.

"Materi yang kami tunjukkan hari ini membuktikan tantangan yang dihadapi oleh petugas Penjaga Perbatasan dan tentara Angkatan Darat Polandia di perbatasan Belarusia Polandia. Ini adalah orang-orang yang menyerbu perbatasan Polandia," kata Menteri Pertahanan Polandia.

Apa yang disampaikan dalam konferensi pers tersebut menuaik kritik termasuk dari kalangan politisi oposisi. Sebagian besar media Polandia telah mengutuk konferensi pers pemerintah sebagai sesuatu yang memalukan dan contoh dari jenis Islamofobia paling dasar.

Pemerintah Polandia mengklaim migran dari Timur Tengah sedang digiring ke perbatasan Zona Schengen oleh rezim Belarusia Alexander Lukashenko sebagai alat perang hibrida.

Migran memiliki sedikit kesempatan untuk menanggapi tuduhan terbaru pemerintah. Keadaan darurat di perbatasan Polandia menjauhkan wartawan dan perwakilan LSM dari mereka yang terdampar. Sementara orang-orang yang ditahan di pusat-pusat penahanan tidak dapat berbicara kepada pers. 

 

Pemimpin oposisi Donald Tusk telah berjuang untuk mengambil sikap yang jelas tentang masalah migran yang tiba di perbatasan karena ia ingin terlihat tidak lemah atau kejam. "Donald Tusk mengambil sikap moderat ketika berdebat untuk perbatasan terbuka dan menyalahkan pemerintah, karena dia tahu ini bisa merugikannya secara politis karena masyarakat Polandia umumnya anti-imigran," Renata Mieńkowska, seorang pengamat politik dari Universitas Warsawa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement