Rabu 06 Oct 2021 05:39 WIB

Korea Selatan, Islam, dan Tantangan Multikultural

Komunitas Muslim di Korea Selatan terus berkembang

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
 Kegiatan buka puasa bersama di Masjid Itaewon Seoul, Sabtu (19/5), yang diikuti oleh seribu umat muslim yang tinggal di Korea Selatan.
Foto:

Menurut Profesor di College of Humanities of Seoul National University, Seong Hae-young, Korea adalah salah satu negara langka di mana orang tanpa agama melebihi jumlah orang beragama. Empat puluh enam persen orang Korea mengidentifikasi sebagai penganut agama sementara 54 persen tidak menganut agama apapun. Hal ini menurut survei terbaru yang dilakukan oleh Kantor Statistik Nasional pada tahun 2015.

"Bahkan sebagian besar orang tanpa agama memiliki pandangan dunia yang religius dan tidak membenci agama lain. Kekerasan atau pengeboman (dan terorisme) terhadap agama lain jarang terlihat di sini," kata Seong.

Sedangkan bagi umat Islam, konflik jarang terjadi karena mereka tidak pernah melakukan sesuatu untuk dimusuhi dalam masyarakat Korea dengan cara yang menonjol karena jumlah mereka yang sedikit. Di Korea Selatan, Muslim menyumbang kurang dari 1 persen dari total populasi, sementara Protestan menyumbang 20 persen, diikuti oleh Buddha (16 persen) dan Katolik (8 persen). Menurut Federasi Muslim Korea, diperkirakan ada 35 ribu Muslim Korea dan sekitar 100 ribu Muslim asing.

Namun, ketika melihat lebih dekat, orang Korea, yang umumnya terpapar media dan budaya Amerika yang didominasi Kristen, masih memiliki bias psikologis terhadap Islam yang dianut secara luas di Timur Tengah. Gambaran paling kuat tentang Arab dan Islam bagi orang Korea adalah terorisme, perang, konflik, dan bahaya, berdasarkan survei yang dirilis oleh profesor Kim Su-wan dari Interpretasi dan Terjemahan Arab di Hankuk University of Foreign Studies.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement