Rabu 06 Oct 2021 05:39 WIB

Korea Selatan, Islam, dan Tantangan Multikultural

Komunitas Muslim di Korea Selatan terus berkembang

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
 Kegiatan buka puasa bersama di Masjid Itaewon Seoul, Sabtu (19/5), yang diikuti oleh seribu umat muslim yang tinggal di Korea Selatan.
Foto:

Survei itu dirilis pada tahun 2016, tetapi persepsi tersebut tidak banyak berubah bagi banyak orang Korea. Kim Jae-han, 30, yang masuk Islam dari Katolik sekitar dua tahun lalu, tidak pernah diserang secara verbal karena agamanya. Tapi dia bingung setiap kali dia melihat komentar jahat tentang Muslim online.

"Ketika saya memberi tahu orang tua saya (bahwa saya menjadi Muslim), mereka awalnya khawatir. Mereka bertanya apakah saya terlibat dengan beberapa teroris," katanya. 

Tetapi ketika dia terus berbicara tentang agamanya secara terbuka di saluran YouTube-nya, orang tuanya mulai memahaminya sedikit demi sedikit. "Teman-teman saya juga tampaknya berpikir itu (agama saya) aneh pada awalnya, tetapi mereka tidak membencinya atau apa pun. Saya tidak pernah benar-benar melihat orang bermusuhan ketika saya mengatakan saya seorang Muslim," kata Kim.

"Di internet, saya melihat banyak kata-kata umpatan dan mereka mengatakan Islam itu jahat dan kelompok teroris. Sejujurnya, saya tidak tahu mengapa ada perbedaan besar (antara online dan secara langsung)," tambah Kim.

Beberapa Muslim Korea lainnya yang menolak untuk diwawancarai, telah mendapat komentar kebencian secara online setelah wawancara sebelumnya dengan media lokal. Dalam banyak artikel yang berkaitan dengan Islam di luar Korea, hanya sedikit komentar yang ditemukan. Namun dalam artikel-artikel yang berkaitan dengan Islam di masyarakat Korea, seperti pembangunan masjid di Daegu atau isu pengungsi Yaman di Pulau Jeju, banyak yang berkomentar dan kebanyakan negatif.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement