IHRAM.CO.ID, PARIS- Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Selasa mengatakan bahwa dirinya berharap ketegangan diplomatik dengan Aljazair mereda.
"Harapan saya adalah bahwa kita dapat menenangkan diri sebab saya rasa lebih baik untuk berbicara satu sama lain, dan membuahkan hasil," kata Macron saat wawancara dengan saluran radio publik France Inter.
Presiden juga menuturkan bahwa dirinya memiliki hubungan "yang sangat tulus" dengan presiden Aljazair.
Pada Sabtu (2/10) Aljazair memanggil duta besarnya di Prancis untuk berkonsultasi terkait pernyataan kontroversi Macron yang dimuat di surat kabar Le Monde.
Dalam artikel itu, Macron disebutkan mengatakan bahwa penguasa Aljazair menulis ulang sejarah kolonisasi mereka berdasarkan "kebencian terhadap Prancis."
Keesokan harinya, Aljazair menutup wilayah udara mereka untuk pesawat militer Prancis, menurut pengakuan militer Prancis.
Ketegangan antara kedua negara mencapai puncaknya pekan lalu ketika Prancis mengumumkan akan mengurangi jumlah visa yang dikeluarkan untuk warga negara-negara Afrika Utara. Pengumuman tersebut menuai protes resmi dari Aljazair.
Aljazair mengutuk pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron soal sejarah kolonial di negara tersebut. Aljir menilai, Macron telah melakukan penghinaan yang tak dapat diterima.
“Pernyataan Macron adalah penghinaan yang tak dapat diterima untuk mengenang lebih dari 5,63 juta martir yang mengorbankan diri mereka dengan perlawanan gagah berani melawan kolonialisme Prancis (antara 1830-1962),” kata Kantor Kepresidenan Prancis pada Sabtu (2/10), dikutip laman Anadolu Agency.
Aljazair mengungkapkan, banyak kejahatan kolonial yang dilakukan Prancis adalah genosida terhadap rakyatnya. Dia mencatat, pernyataan yang dikaitkan dengan Macron tidak secara remis disangkal.
Aljazair menegaskan, dia menolak intervensi dalam ursan internal negaranya. Terkait pernyataan Macron, Aljazair telah memanggil pulang duta besarnya untuk Prancis Paris Mohammed Anter Davud untuk konsultasi.
Pada Kamis (30/9) lalu, Macron membuat pernyataan tentang Aljazair. Ia menyalahkan negara tersebut atas kebencian terhadap Prancis. “Apakah ada negara Aljazair sebelum penjajahan Prancis? Itu yang jadi pertanyaan,” ucapnya.