Rabu 06 Oct 2021 12:28 WIB

Piala Dunia Futsal Hormati Kiper Korban Christchurch

Atta Elayyan adalah kiper Timnas Futsal Selandia Baru yang jadi korban Christchurch

Rep: Mabruroh/ Red: Esthi Maharani
Sebuah jersey Atta No 1 diletakkan di mulut gawang di turnamen Piala Dunia yang baru saja selesai.
Foto: About Islam
Sebuah jersey Atta No 1 diletakkan di mulut gawang di turnamen Piala Dunia yang baru saja selesai.

IHRAM.CO.ID, WELLINGTON -- Atta Elayyan adalah kiper Timnas Futsal Selandia Baru. Atta meninggal dunia dalam tragedi penembakan di masjid Christchurch, Selandia Baru 2019 lalu.

Sahabatnya dan sesama penjaga gawang Elias Billeh mengatakan, mereka sering membayangkan bagaimana rasanya berada di pertandingan futsal di Piala Dunia. “Piala Dunia Futsal adalah mimpi besar Atta,” kata Billeh dilansir dari About Islam, Rabu (6/10).

Tetapi, pemain berusia 33 tahun itu tidak pernah memiliki kesempatan untuk pergi ke Piala Dunia Futsal FIFA. Mimpinya mengikuti Piala Dunia Futsal kandas enam bulan sebelum kampanye kualifikasi Piala Dunia dimulai.

Atta Elayyan terbunuh dalam serangan teror bersama banyaknya jamaah Muslim lainnya yang dibantai oleh seorang pria bersenjata supremasi kulit putih. Atta ditembak mati pada 15 Maret 2019 saat sholat di Masjid Al Noor di sebelah South Hagley Park.

Namun, rekan satu timnya ingin memastikan Atta tetap bisa hadir dalam pertandingan. Sebuah jersey “Atta No 1'' diletakkan di mulut gawang di turnamen Piala Dunia yang baru saja selesai.

Pelatih Futsal Matt Fejos, pemain internasional Futsal Whites Brayden Lissington, kiper Fraser Hunter dan Mitch Thomasen pergi ke Piala Dunia untuk memberikan penghormatan.

Istrinya, Farah, menangis tersedu ketika Billeh menunjukkan penghargaan kepadanya. Farah sangat tersentuh, bahwa banyak orang yang masih mengingat mendiang suaminya.

 

“Itu memberi tahu saya bahwa bukan hanya saya dan keluarganya yang tidak akan pernah melupakan Atta. Dia masih memiliki banyak orang yang mencintainya dan mengingatnya," kata Farah.

“Saya benar-benar tidak mengharapkan penghargaan seperti itu. Piala Dunia Futsal adalah tentang permainan. Dan itu bukan acara di Selandia Baru, tapi turnamen dunia. Melihat orang-orang memberi penghormatan kepada Atta itu indah, dan menyakitkan pada saat bersamaan, tetapi itu benar-benar indah," ungkapnya.

Farah berujar, bahwa suaminya sangat mencintai futsal. Atta juga kerap mengajak anaknya yang masih balita untuk menontonnya berlatih.

“Dia tidak ingat, tapi aku tahu kehadirannya sangat berarti baginya. Di masa depan saya akan dapat menunjukkan foto-foto (penghormatan) kepadanya.”

Elayyan adalah penjaga gawang untuk tim futsal nasional Selandia Baru. Dia mewakili Canterbury di kompetisi klub. Elayyan juga seorang desainer aplikasi, dan CEO LazywormApps.

Ia memenangkan 19 caps untuk Futsal Whites setelah melakukan debutnya pada tahun 2013 dan memenangkan dua gelar nasional bersama Canterbury United.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement