IHRAM.CO.ID, SURABAYA -- Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya Masdar Hilmy mengatakan, tantangan Indonesia dan Nahdlatul Ulama ke depan semakin berat di tengah merebaknya berbagai ideologi radikal yang secara massif masuk ke generasi pemuda Islam baik di tingkat nasional maupun dunia. Maka dari itu, kata Masdar, NU dengan Islam Wasathiyah-nya perlu menjadi sebuah kekuatan untuk membendung kelompok-kelompok radikal.
“NU harus mendunia. NU harus menjadi kekuatan global yang berperan sebagai kekuatan utama untuk membendung kelompok-kelompok radikal, baik radikal atas nama agama ataupun atas nama sekulerisme. Sudah saatnya NU melakukan eksportasi model keberagamaan wasathiyah ke belahan dunia Muslim lainnya untuk mewujudkan Islam rahmatan lil alamin,” kata Masdar, Rabu (6/10).
Masdar berpendapat, NU adalah tulang punggu negara. Peran besar itu harus tetap dijaga dengan cara mengelola sumber daya yang ada dengan baik dan melakukan proses regenerasi berkualitas secara berkesinambungan. Doktor lulusan The University of Melbourne Australia itu mengingatkan, proses regenerasi harus diwujudkan secara rasional, bermartabat, dan berkesinambungan.
Saat ini, lanjut Masdar, NU memiliki SDM yang sangat melimpah. Bukan hanya mampu menguasai tradisi pesantren yang sangat terjaga sanad keilmuannya, namun juga banyak kader yangmerupakan lulusan berbagai perguruan tinggi bergengsi di dalam maupun luar negeri. Tentunya dengan berbagai disiplin ilmu yang mereka kuasai.