Kamis 07 Oct 2021 02:26 WIB

Interaksi Peradaban Islam dan China dalam Guratan Seni

Peradaban Islam dan China bertemu pada abad ke-8 hingga ke-18.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Jalur Sutra/Ilustrasi
Foto:

Jaringan jalur laut dan darat yang kemudian dikenal dengan Jalur Sutera dibangun sekitar tahun 130 SM, ketika Dinasti Han di Tiongkok membuka perdagangan dengan Barat. Apa yang disebut Jalur Sutra, kata Andre, mencapai puncaknya pada abad ke-8, dan akan menjadi pijakan bagi perkembangan pertukaran budaya yang akan datang.

Bagian pertama pameran dibuka pada abad ke-8, bertepatan dengan berdirinya Khilafah Abbasiyah, yang meresmikan era hubungan damai antara dunia Islam dan Cina. Ada tembikar yang bersumber dari daerah yang memamerkan teknik glasir tiga warna yang sering dikaitkan dengan dinasti Tang.

Sedangkan keramik dari China menampilkan pola rumit biru kobalt, pigmen yang digunakan di Mesir kuno tetapi dipopulerkan selama era Abbasiyah. "Teknik itu segera diekspor ke China, yang memanfaatkannya dengan baik," jelas Andre.

Pameran kemudian beralih ke karya seni antara abad ke-11 dan ke-13. Periode ini sangat menarik, kata Andre, karena menandai momen ketika jalur darat Jalur Sutra terputus karena invasi dari pasukan nomaden. Namun, pemutusan wilayah ini hanya memperkuat perdagangan maritim antara Asia Timur dan dunia Islam, yang membentang dari Guangzhou hingga Basra.

Pertengahan abad ke-13 ditandai oleh salah satu babak paling berdarah dalam sejarah abad pertengahan kawasan itu: pengepungan kota oleh Mongol pada tahun 1258. Para penyerbu melakukan beberapa kekejaman selama serangan itu, yang menewaskan puluhan ribu orang.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement