Jumat 08 Oct 2021 11:37 WIB

Berbohong Merontokkan Pahala Puasa

Maka tinggalkanlah ucapan bohong dan perbuatan buruk lain yang merusak puasa

Rep: Andrian Saputra/ Red: Esthi Maharani
Ilustrasi Puasa
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi Puasa

IHRAM.CO.ID, Ketika seorang Muslim berpuasa maka sejatinya ia bukan sekedar menahan diri dari perkara yang membatalkan puasa seperti makan dan minum. Namun juga menahan diri dari setiap perkara yang dapat menghilangkan pahala puasa seperti berkata dusta, berbuat kejailan, menganiaya orang lain, ghibah, fitnah, dan lainnya.

Semua perkara-perkara itu dapat merontokan pahala puasa sehingga kendati pun seseorang itu kuat tidak makan dan tidak minum dari fajar hingga terbenam matahari tetapi orang itu tidak akan memperoleh ganjaran puasa alias sia-sia puasanya.

Maka tinggalkanlah ucapan bohong, perbuatan jail dan aniaya, serta perbuatan buruk lainnya yang merusak puasa.

Sebagaimana dijelaskan dalam hadits di bawah ini yang dapat ditemukan juga dalam kitab at Targib wat Tarhib:

قَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  : مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّوْرِ وَالْجَهْلَ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ.

Rasulullah Saw bersabda: barangsiapa tidak mau meninggalkan ucapan palsu dan perbuatan jahil dan mengerjakan perbuatan jail itu, maka tidak ada hajat bagi Allah (dalam puasanya) meskipun ia (puasa) meninggalkan  makan dan meninggalkan minum.  (HR. Ibnu Majah)

قَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  : مَنْ لَمْ يَدَعِ الْخَنَاوَالْكَذِبَ فَلَا حَاجَةَ لِلَّهِ أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ.

Rasulullah Saw bersabda : Barangsiapa tidak meninggalkan ucapan buruk dan kebohongan maka tidak ada hajat bagi Allah meski ia (puasa) meninggalkan makan dan minum.  (HR. Thabarani).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement