IHRAM.CO.ID, RAMALLAH – Kelompok pembebasan Palestina, Fatah dan pejabat pemerintah mengecam pengumuman Israel tentang pembangunan ribuan unit pemukim baru. Rencana yang diklaim akan dilakukan di Utara Yerusalem yang diduduki.
Dilansir dari Wafa News, Kamis (7/10), Anggota Komite Sentral Fatah, Hussein al-Sheikh yang juga menjabat sebagai kepala Komisi Urusan Sipil Palestina, mengecam keputusan Israel untuk melanjutkan proyek lama pembangunan 10 ribu unit rumah pemukim. Proyek itu akan dikerjakan di wilayah Qalandia di Yerusalem yang diduduki.
"Pengumuman 10 ribu unit pemukiman di Qalandia, (dikenal oleh orang Israel sebagai) Atarot, adalah konfirmasi dari pendekatan pemukiman sayap kanan pemerintah ini. Itu membunuh solusi dua negara dan itu menjadi awal dari ledakan yang akan datang dan meminimalkan opsi,” jelasnya di Twitter.
Yerusalem Timur diduduki oleh Israel pada tahun 1967 dan kemudian dianeksasi dalam sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional. Israel telah meningkatkan kampanye pelecehan dan intimidasi terhadap warga Palestina di kota dengan merebut rumah untuk diserahkan kepada pemukim.
Menteri Luar Negeri Palestina, Riyad al-Maliki sebelumnya juga telah mengatakan tindakan Israel di bawah kepemimpinan Naftali Bennett memang tidak memiliki agenda perdamaian sama sekali. Ia menyebut Israel tidak memiliki prinsip perdamaian berdasarkan solusi dua negara
Dia juga mendesak diakhirinya pengepungan Israel di Jalur Gaza, dan menyerukan untuk mengakhiri terorisme pemukim Israel terhadap warga Palestina yang tidak berdaya. Termasuk mengakhiri sistem apartheid Israel.