REPUBLIKA.CO.ID, -- Jumlah orang yang berusaha melintasi perbatasan antara Polandia dan Belarusia pada hari Sabtu lalu melimpah. Kenyaaan ini terjadi di tengah tuduhan bahwa Belarusia memfasilitasi migrasi ke perbatasan timur Uni Eropa.
Penjaga Perbatasan Polandia mengatakan kepada CNN bahwa jumlah imigran itu mencapai 739 orang. Jumlah imigran yang ingin melintas ini yang terjadi pada Sabtu lalu tercatat yang paling besar dalam satu hari. Kasus yang terbaru ini merupakan akibat dalam dalam krisis migrasi selama berminggu-minggu di perbatasan, di mana Polandia memberlakukan keadaan darurat bulan lalu.
"Sekitar 16.000 orang yang akan melakukan upaya untuk secara ilegal melintasi perbatasan Polandia-Belarusia selama ini telah dihentikan sejak Agustus silam, kata pejabat di badan perbatasan Polandia. Dari jumlah tersebut, 5.000 terjadi pada bulan Oktober. Penyeberangan bisa menjadi semakin berbahaya saat musim berubah.
Selama ini, sedikitnya empat orang tewas di perbatasan antara Polandia dan Belarusia pada Agustus dan tiga orang ditemukan tewas di sisi perbatasan Polandia setelah menderita hipotermia, Bahkan, menurut keterangan pihak berwenang Polandia, keempat orang yang ditemukan tewas di Belarus itu, hanya berada satu meter dari perbatasan. Dan dari keterangan lembaga negara yang mengawai perbasan Belarusia melaporkan banyak dari mereka yang tiba di perbatasan Eropa Timur itu berasal dari Afghanistan dan Irak.
Belakangan, hubungan antara Belarus dan tetangganya semakin tegang karena situasi perbatasan. Pada bulan Agustus, perdana menteri Polandia, Latvia dan Lithuania menuduh Presiden Belarusia Alexander Lukashenko menciptakan krisis dengan mendorong migran menuju Uni Eropa.
Pada hari Jumat lalu, Polandia juga memanggil kuasa usaha Belarusia Alyaksandr Czasnouski di tengah tuduhan peluru ditembakkan ke tentara Polandia yang ditempatkan di sepanjang perbatasan.Czasnouski mengatakan kepada pers bahwa informasi tentang tembakan itu tidak benar.