Senin 11 Oct 2021 13:13 WIB

Larangan Mencela Sahabat Rasulullah, Ini Penjelasannya

Rasulullah memperingatkan umatnya untuk tidak mencela sahabatnya.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Agung Sasongko
Rasulullah
Foto:

Ali pun bangkit dalam kondisi menangis dan memegang tanganku menuju ke masjid. Dia naik mimbar dan duduk tegap seraya memegangi dan memandangi jenggotnya yang telah memutih, hingga orang-orang berkumpul. Dia berdiri, kemudian dia menyampaikan mukadimah khutbah singkat yang begitu indah, lalu berkata: 

'Ada apa dengan orang-orang yang menyebut-nyebut dua penghulu Quraisy dan dua bapak kaum muslimin ihwal sesuatu yang saya bersih dan berlepas diri darinya, serta akan menghukum mereka karenanya. Demi Allah, Yang membelah biji dan menciptakan jiwa, tidaklah ada yang mencintai keduanya kecuali orang beriman lagi bertakwa, dan tidak ada yang membenci keduanya kecuali orang keji yang celaka. Mereka berdua telah menemani Rasulullah ﷺ dengan kejujuran dan ketulusan. Mereka memerintahkan, melarang, marah, dan menghukum tanpa melampaui apa yang diputuskan beliau. Tidaklah Rasulullah berpendapat dengan selain pendapat keduanya, dan tidaklah pula beliau mencintai seseorang seperti mencintai keduanya. Nabi kita wafat dalam keadaan ridha terhadap mereka berdua, dan kaum mukminin pun ridha terhadap keduanya. 

Rasulullah ﷺ memerintahkan Abu Bakar Radhiyallahu Anhu untuk memimpin sholat kaum mukminin, maka Abu Bakar pun mengimami mereka selama sembilan hari, saat Rasulullah masih hidup. Tatkala Allah mewafatkan Rasulullah, seusai beliau memilih untuk berada di sisiNya, kaum mukminin memilih Abu Bakar sebagai pemimpin serta menyerahkan zakat kepadanya, kemudian mereka membaiatnya dengan penuh ketaatan tanpa paksaan, dan akulah yang pertama kali melakukannya dari kalangan Bani Abdul Muththalib, meski sebenarnya Abu Bakar tidak suka dipilih, terbukti dari sikap berharapnya bahwa ada di antara kita yang mau atau dapat menggantikannya. Namun demi Allah, dialah orang terbaik yang masih hidup (sepeninggal Rasulullah), dan dia adalah orang yang paling penyayang, paling belas kasih, paling wara, paling tua, dan paling dahulu memeluk agama Islam. Dia berjalan di atas jalan yang ditempuh oleh Rasulullah, hingga beliau meninggal dunia. Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepadanya. 

Selanjutnya Abu Bakar menyerahkan kepemimpinan sesudahnya kepada Umar Radhiyallahu Anhu, dan aku termasuk mukmin yang ridha atas keputusan ini. Umar memimpin berdasar manhaj Rasulullah dan sahabat beliau, Abu Bakar. Umar mengikuti jejak mereka seperti anak unta mengikuti jejak induknya. Demi Allah, Umar ini adalah sosok yang halus dan penuh belas kasih kepada orang-orang yang lemah, dia menolong orang-orang yang dizhalimi dari cengkeraman orang-orang yang menzhalimi, tidak peduli dengan celaan orang yang mencela sewaktu dia berjuang di jalan Allah. Allah menunjukkan kebenaran melalui lisan (ucapan)nya, serta menjadikan kebenaran dari sikapnya. Hingga, kami menyangka ada Malaikat yang berbicara melalui lisannya. Allah memuliakan Islam dengan keislaman Umar, bahkan Dia menjadikan hijrahnya sebagai penopang Islam. Allah menanamkan rasa takut kepadanya dalam hati orang-orang munafik, dan Dia menanamkan rasa cinta kepadanya dalam hati orang-orang beriman. Umar Radhiyallahu Anhu dikenal sebagai orang yang sangat keras terhadap musuh-musuh-Nya. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement