IHRAM.CO.ID, CILACAP -- Curah hujan di wilayah Jawa Tengah bagian selatan khususnya Kabupaten Cilacap dan sekitarnya masih rendah meskipun telah memasuki musim hujan.
"Berdasarkan catatan di seluruh stasiun pengukuran curah hujan yang ada di Cilacap, rata-rata sudah hujan cuma hasih rendah meskipun ada yang melebihi 50 milimeter per dasarian seperti di Gumilir dan Adipala," kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Teguh Wardoyo, Selasa (12/10).
Curah hujan di wilayah barat Kabupaten Cilacap masih relatif rendah dalam satu dasarian pertama Oktober 2021 karena di Majenang tercatat lima milimeter dan Kedungreja 18 milimeter. Berdasarkan data tersebut, konsentrasi hujan pada dasarian pertama Oktober masih terkonsentrasi di wilayah selatan Kabupaten Cilacap dan sekitarnya atau daerah pesisir.
"Harusnya hujannya sudah mulai lebat tetapi karena adanya gangguan cuaca berupa dua siklon tropis dan dua sistem tekanan rendah di belahan bumi utara, awan-awan hujan yang telah tumbuh di belahan bumi selatan termasuk Cilacap dan sekitarnya tertarik ke belahan Bumi utara," katanya.
Teguh mengatakan berdasarkan pantauan satelit, di belahan Bumi utara saat sekarang terdapat siklon tropis Kompasu yang muncul di perairan sebelah utara Filipina, siklon Namtheun di Samudra Pasifik timur Filipina dan di dekatnya ada sistem tekanan rendah 1.007 hPa, serta sistem tekanan rendah 1.003 hPa di Teluk Benggala.
"Jadi, sistem tekanan rendah masih dominan di belahan bumi utara, sehingga pola hujannya tertarik ke arah utara semua. Jadi akhirnya yang seharusnya di Jawa hujannya sudah cukup merata tetapi karena adanya dua siklon tropis dan sistem tekanan rendah di belahan Bumi utara, sejak beberapa hari lalu sampai saat ini kondisi hujannya belum merata," katanya.
Ia mengakui sebelumnya BMKG mengeluarkan peringatan dini terkait dengan potensi terjadinya hujan lebat di 25 provinsi, termasuk Jawa Tengah. Akan tetapi, kata dia, peringatan dini tersebut dikeluarkan sebelum munculnya dua siklon tropis di belahan bumi utara itu.
"Untuk wilayah di utara Khatulistiwa seperti Kalimantan bagian utara, Sumatra bagian utara, dan Sulawesi bagian utara kemungkinan benar berpotensi hujan lebat atau angin kencang karena dekat dengan ekor siklon tropis tersebut. Namun untuk wilayah Jawa, kemungkinan hujannya berkurang karena tersedot ke siklon tropis dan tekanan rendah," katanya.
Disinggung mengenai kondisi cuaca di wilayah perairan selatan Jawa Tengah, Teguh mengatakan hingga saat ini angin timuran masih dominan di perairan selatan maupun Samudra Hindia selatan Jawa Barat hingga Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan demikian, gelombang tinggi masih berpotensi terjadi di perairan selatan maupun Samudra Hindia selatan Jawa Barat hingga Daerah Istimewa Yogyakarta.