Rabu 13 Oct 2021 03:56 WIB

Colombus, Perang Salib, dan Ketakutannya pada Islam

Penyeberangan Atlantik Columbus adalah ketakutan dan kebencian terhadap Islam.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Penjelajahan Colombus (ilustrasi)

Colombus terombang-ambing ke Barat di laut lepas dengan misi menemukan rute perdagangan ke Timur Jauh untuk menghindari wilayah Muslim. Pikirannya saat itu tidak dipenuhi hasrat sekuler atau visi komersial yang penuh perhitungan. Ia berlayar ke Amerika dengan semangat Kristiani.

Sentralitas Islam dalam kehidupan Columbus ini menjelaskan salah satu aspek yang paling aneh dan paling tidak diakui dari pelayaran Atlantik. Ketika Columbus tiba di Karibia, dia melihat Islam di sana juga, padahal di sana sangat jelas tidak ada. Misalnya, ia menyebut senjata-senjata Pribumi Tainos alfanjes, sebuah kata Spanyol yang berasal dari bahasa Arab yang merujuk pada pedang logam melengkung bertuliskan ayat-ayat Alquran yang biasa digunakan oleh tentara Muslim dalam pertempuran.

Columbus sendiri mengatakan bahwa Taino tidak memiliki besi dan tentu saja tidak tahu apa-apa tentang Alquran. Namun dia menyamakan mereka dengan tentara Muslim dengan meletakkan alfanjes di tangan mereka, sehingga menempatkan mereka dalam kategori mental yang akrab baginya dan audiens yang dituju.

Selain itu, ketika Colombus pertama kali melihat syal sekelompok wanita Pribumi, dia mengira mereka terkait melalui perdagangan atau bentuk lain dari kontak Eurasia dengan apa yang dia sebut ikat pinggang Moor. Kesetaraan yang dinyatakan seperti itu antara Islam dan penduduk asli Amerika akan terus berlanjut.

Beberapa dekade setelah Columbus, Hernán Cortés juga menulis bahwa suku Aztec di Meksiko mengenakan jubah Moor dan wanita Aztec tampak seperti wanita Moor. Dia mengaku melihat lebih dari 400 masjid di wilayah yang dia taklukkan 500 tahun lalu, yang sekarang kita sebut Meksiko, dan dia menyebut pemimpin Montezuma sebagai sultan.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement