IHRAM.CO.ID, ABU DHABI -- Presiden Republik Kongo, Denis Sassou Nguesso, mengunjungi Masjid Agung Sheikh Zayed bersama delegasi pendampingnya. Kegiatan ini dilakukan sebagai bagian dari kunjungan resminya ke UEA.
Denis Sassou memulai perjalanannya dengan mengunjungi makam mendiang Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan. Di sana, ia mengenang kualitas dan pendekatan bijak Sang Pendiri, yang memperkaya budaya toleransi dan hidup berdampingan secara damai di antara berbagai bangsa di dunia.
Direktur Jenderal Sheikh Zayed Grand Mosque Center (SZGMC), Yousif Al Obaidli, menemani Presiden Kongo dalam tur ke aula masjid dan koridor eksternal. Disana, mereka diberi pengarahan oleh salah satu spesialis tur budaya, tentang pesan mulia masjid yang menyoroti gagasan koeksistensi, toleransi, serta keterbukaan terhadap budaya lain.
Dilansir di Emirates News Agency, Kamis (14/10), hal-hal di atas diilhami oleh warisan kaya mendiang pendiri bangsa, serta peran utama masjid dalam menyoroti esensi sejati budaya Islam dan mempromosikan komunikasi lintas budaya di seluruh dunia.
Para tamu ini juga diberi penjelasan tentang sejarah, komponen, maupun fitur estetika seni dan arsitektur Islam yang dimanifestasikan di setiap sudut bangunan agung tersebut. Kolaborasi yang ada menghadirkan perpaduan memukau berbagai gaya arsitektur dari berbagai era, yang mencerminkan kesamaan di antara budaya dan menyatukan dunia melalui seni.
Di akhir kunjungan, mereka disuguhi dua publikasi khas pusat tersebut. Yang pertama berjudul "Ruang Cahaya", menampilkan foto-foto pemenang penghargaan fotografi "Ruang Cahaya", yang diselenggarakan setiap tahun oleh SZGMC untuk merayakan estetika pemandangan dan budaya visual masjid.
Karya kedua yang dihadirkan adalah salinan lain dari buku berjudul "Rumah Tuhan". Buku ini menginformasikan tempat ibadah dalam sejarah Islam Pusat Masjid Agung Sheikh Zayed, di bawah Kementerian Kepresidenan, disponsori dan ditindaklanjuti oleh HH Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan, Wakil Perdana Menteri dan Menteri Urusan Kepresidenan.
Kehadiran Masjid Agung ini disebut bertujuan untuk menjadi pusat kegiatan dan budaya terkemuka, memperkaya gerakan intelektual UEA yang berasal dari nilai-nilai budaya dan nasional yang mengakar.
Di sisi lain, masjid ini juga mencerminkan konsep yang berakar kuat dari mendiang Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan dalam sentimen bangsa. Mereka merupakan perpanjangan dari dakwah agama Islam dan nilai-nilai inti yang membentuk identitas nasional UEA.
Sumber:
http://wam.ae/en/details/1395302980467