IHRAM.CO.ID, JAKARTA-- Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama terus mematangkan proses integrasi aplikasi Sistem Komputerisasi Pengelolaan Terpadu Umrah dan Haji Khusus (Siskopatuh) dengan Peduli Lindungi. Pembahasan ini dilakukan oleh Tim Direktorat Bina Umrah dan Haji Khusus, Sistem Informasi Haji dan Umrah, serta tim Digital Transformation Office (DTO) Kemenkes.
Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus Nur Arifin mengatakan, integrasi Siskopatuh dan Peduli Lindungi diperlukan dalam rangka menyesuaikan dengan kebutuhan informasi data dalam sistem aplikasi yang dikembangkan Arab Saudi.
"Saudi membutuhkan data jemaah umroh, baik yang terkait kesehatan maupun pemaketan layanan umroh sehingga perlu ada upaya integrasi data dalam peduli lindungi dan Siskopatuh," kata Nur Arifin saat dihubungi Republika, Kamis (14/10).
Menurutnya, data Siskopatuh berisi informasi tentang nama jemaah, tanggal lahir, nomor paspor, PPIU, dan paket layanan umroh. Sedangkan data peduli lindungi mencakup data vaksin dan hasil PCR.
"Kedua sistem ini dalam proses integrasi agar bisa ditampilkan saat diakses melalui QR Code," ujar Arifin.
Kasubdit Sihdu Hasan Affandi menambahkan, ada tiga opsi yang didiskusikan terkait skema penggunaan QR Code. Pertama, QR Code Peduli Lindungi dicetak lalu ditempel di kartu umroh. "Kendalanya, ada potensi salah tempel QR Code jemaah. Jika itu terjadi, maka data yang muncul akan berbeda dengan dokumen jemaah. Model ini digunakan oleh jemaah asal Nigeria," ujar Hasan.
Kedua, QR Code Siskopatuh ditempel di kartu vaksin jemaah yang telah dicetak. "Pada opsi ini, jemaah harus mencetak kartu vaksin. Model ini digunakan jemaah asal Qatar dan Bangladesh," jelasnya
"Opsi ketiga, kita siapkan QR Code tunggal di kartu umroh. QR Code itu akan menampilkan data kesehatan sekaligus data layanan umroh jemaah," katanya.