IHRAM.CO.ID, ISLAMABAD -- Seniman Pakistan yang terkenal Shahid Rassam (49 tahun), dan lebih dari 200 rekan-rekannya telah bekerja untuk mempersiapkan salinan terbesar Alquran di Dewan Seni Karachi semenjak 2017. Proyek unik ini dijadwalkan selesai pada 2026.
Karya seni langka, berukuran panjang 8,5 kaki (2,59 meter) dan lebar 6,5 kaki, siap memecahkan rekor yang saat ini dipegang oleh salinan Alquran berukuran 6,5 kaki kali 4,5 kaki, yang disiapkan di Afghanistan pada 2017. Alquran tersebut sekarang disimpan di Masjid Kul Sharif di kota Kazan, Rusia.
Menurut Rassam, ini menandai pertama kalinya dalam lebih dari 1.400 tahun sejarah Islam bahwa Alquran dicetak dalam aluminium. Para ahli kaligrafi sebelumnya telah menghasilkan seni klasik dalam membuat salinan kitab suci menggunakan bahan konvensional seperti kayu, kertas, kulit binatang dan kain.
"Ini adalah proyek seumur hidup saya," kata Rassam saat rekan-rekannya terus berkonsentrasi pada pekerjaan mereka, dilansir dari laman Daily Sabah pada Senin (18/10).
Selama beberapa bulan terakhir, Rassam telah menghabiskan rata-rata 10 jam sehari untuk proyek tersebut. Selain itu juga membutuhkan waktu dua tahun untuk menyiapkan dua halaman pertama Alquran.
"Ini lebih dari tugas yang menantang dan sama sensitifnya (dalam hal kesucian Alquran). Satu kesalahan kecil dapat merusak seluruh upaya," kata Rassam.
Rassam akan menampilkan sampel pertama dari karya seninya, Surah Ar-Rahman, Surat ke-55 dari Alquran di Dubai expo 2020 yang sedang berlangsung pada November. Seniman yang berbasis di Karachi itu mengatakan karyanya terinspirasi oleh desain seni Turki, Arab, dan Iran.
"Kami telah membuat desain kami sendiri (untuk membaca Alquran) setelah mempelajari desain Turki, Arab, dan Iran. Ini bukan campuran dari desain ini, tetapi itu adalah inspirasi," kata dia.
Dia mengatakan, lebih dari 200 kilogram (440 pon) emas, 2.000 kilogram aluminium, dan 600 gulungan kanvas akan digunakan untuk mencetak 77.430 kata pada 550 halaman. Untuk menerangi dan memperkaya desain, batu mulia seperti rubi, safir, dan zamrud juga akan digunakan.
Teknik 'glazing' Italia dan warna akrilik telah digunakan untuk mengembangkan desain. Hal ini karena dapat bertahan selama ratusan tahun.
Rassam mengatakan, dia telah menyiapkan sampel karya seni atas permintaan seorang teman pada 2016. Hal ini yang mendorongnya untuk memproduksinya dalam skala yang lebih luas.
"Saya memulai proyek ini sendirian. Saya masih mengeluarkan sumber daya saya sendiri untuk itu. Belum ada dukungan (keuangan) oleh pemerintah atau lembaga mana pun," kata Rassam.
"Beberapa pemerintah asing, bagaimanapun, telah mendekati saya dalam hal ini," lanjutnya, tanpa menyebut nama negara.
Menurut dia, jenis proyek yang langka dan besar ini, selalu membutuhkan dukungan dari negara. Rassam mengatakan, karyanya tidak hanya tentang agama tetapi juga tentang seni dan budaya.
"(Karya) ini bukan untuk umat Islam saja, tetapi untuk menarik orang-orang dari agama yang berbeda melalui seni. Ini bertujuan untuk menonjolkan seni dan budaya Islam," katanya.
Dia mengatakan, museum terpisah akan diperlukan untuk menampilkan karya seni besar ini.
Sementara, salah satu rekan Rassam, Jawad Ahmad Jan, mengaku bangga bisa dikaitkan dengan karya seni langka tersebut. "Anda mendapatkan kesempatan ini sekali seumur hidup, dan saya bangga menjadi bagian dari proyek ini," kata Jan.
"Bayangkan saja, di awal karir Anda, Anda mendapatkan kesempatan yang sangat besar," lanjut Jan.