Yuwati membuat produk gerabah sesuai dengan permintaan pasar. Untuk saat ini, permintaan gerabah yang laris adalah cobek untuk tahu gejrot, salah satu kuliner khas Cirebon. Produk lainnya yang juga tengah laris adalah cobek untuk pecel lele, kendi dan tungku serabi.
Untuk membuat gerabah, Yuwati membutuhkan bahan baku utama berupa tanah liat. Namun, tak sembarang tanah liat, melainkan harus yang bertekstur halus. Pemenuhan kebutuhan tanah liat yang halus itu benar-benar dijaga oleh pengrajin sehingga gerabah Sitiwinangun dikenal dengan kualitasnya yang bagus.
Yuwati memperoleh tanah liat itu dengan membelinya seharga Rp 200 ribu per mobil bak. Namun, tanah liat itu masih tercampur dengan batu dan pasir. Untuk menjadi halus, tanah liat harus digiling terlebih dulu dengan menggunakan mesin, yang disediakan oleh pemerintah desa setempat.
Setelah siap, Yuwati lantas membentuk tanah liat itu menjadi beragam produk. Pembuatan produk gerabah itu dilakukan secara manual, dengan menggunakan semacam piring yang diputar menggunakan kaki.
‘’Pembuatan gerabah ini tergantung suasana hati. Kalau hatinya lagi gak tenang dan ada masalah, ya gak jadi-jadi,’’ tutur Yuwati.