Rabu 20 Oct 2021 22:20 WIB

Gerabah Sitiwinangun Tetap Lestari

Hingga kini, keterampilan pembuatan gerabah di Desa Sitiwinangun tetap lestari.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Agung Sasongko
Sukari (70), pengrajin gerabah di Desa Sitiwinangun, Kecamatan Jamblang, Kabupaten Cirebon, sedang membuat produk cobek pecel lele.
Foto:

Yuwati membuat produk gerabah sesuai dengan permintaan pasar. Untuk saat ini, permintaan gerabah yang laris adalah cobek untuk tahu gejrot, salah satu kuliner khas Cirebon. Produk lainnya yang juga tengah laris adalah cobek untuk pecel lele, kendi dan tungku serabi.

Untuk membuat gerabah, Yuwati membutuhkan bahan baku utama berupa tanah liat. Namun, tak sembarang tanah liat, melainkan harus yang bertekstur halus. Pemenuhan kebutuhan tanah liat yang halus itu benar-benar dijaga oleh pengrajin sehingga gerabah Sitiwinangun dikenal dengan kualitasnya yang bagus.

Yuwati memperoleh tanah liat itu dengan membelinya seharga Rp 200 ribu per mobil bak. Namun, tanah liat itu masih tercampur dengan batu dan pasir. Untuk menjadi halus, tanah liat harus digiling terlebih dulu dengan menggunakan mesin, yang disediakan oleh pemerintah desa setempat.

Setelah siap, Yuwati lantas membentuk tanah liat itu menjadi beragam produk. Pembuatan produk gerabah itu dilakukan secara manual, dengan menggunakan semacam piring yang diputar menggunakan kaki.

‘’Pembuatan gerabah ini tergantung suasana hati. Kalau hatinya lagi gak tenang dan ada masalah, ya gak jadi-jadi,’’ tutur Yuwati.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement