IHRAM.CO.ID, NEW YORK -- Sejarah mencatat ketika Rasulullah SAW hijrah ke Madinah hal pertama yang beliau lakukan adalah membangun masjid. Masjid inilah yang saat ini dikenal dengan masjid Kuba.
Imam Masjid New York Shamsi Ali menjelaskan keputusan membangun masjid ini mengajarkan bahwa masjid memang adalah pusat kehidupan dan peradaban yang dibangun oleh Islam. Tentu dengan pemahaman yang komprehensif bahwa masjid bukan sekedar tempat sujud sebagai kegiatan ritual. Tapi masjid yang dipahami secara luas sebagai pusat ketaatan dan pengabdian (ibadah) kepada Allah SWT.
Dengan pemahaman seperti ini masjid akan memainkan paranan maksimal dalam mewujudkan peradaban itu. Bahwa dari masjid terlahir pasar, sistim politik dan pemerintahan, ekspresi budaya dan kehidupan sosial, bahkan kegiatan diplomasi hingga ke pertahanan negara (militer).
Agar masjid maksimal dalam memainkan peranan itu minimal ada lima hal yang perlu menjadi bagian dari perhatian penting masjid itu. Pertama, masjid harus menjadi pusat pengembangan wawasan.
"Saya ingin membedakan antara ilmu dan wawasan. Wawasan adalah karakter berpikir atau cara pandang seseorang kepada sesuatu. Wawasan itu bukan sekedar sikap intelektulitas. Tapi sekaligus mencakup karakter dan kepribadian seseorang atas pengetahuan atau keilmuannya,"ujar dia dalam rilis yamg diterima Republika, Rabu (20/10).