IHRAM.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Pengusaha di segmen pariwisata syariah perlu meningkatkan pemahaman tentang aspek halal agar mereka dapat mengidentifikasi nilai jual unik untuk produk pariwisata mereka masing-masing. Imbauan dan dorongan itu disampaikan oleh Menteri Pariwisata, Seni dan Budaya Malaysia Datuk Seri Nancy Shukri.
Ia mengatakan pemahaman akan aspek halal juga akan memberikan keyakinan bahwa produk mereka tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Untuk menarik lebih banyak pengusaha untuk terjun ke segmen pariwisata Islam, ia juga mendorong kerja sama antara Islamic Tourism Center (ITC) dan Departemen Standar Malaysia dalam menyusun pedoman dan standar yang jelas terkait produk dan layanan pariwisata Islam.
"Ini agar para pengusaha lama dan baru dapat terus mendapat pendampingan, selain meningkatkan standar kualitas wisata syariah sekaligus produk yang dihasilkan juga bisa bersaing dengan produk wisata lainnya," katanya dalam pidatonya di Seminar Kepemimpinan dan Kewirausahaan Pariwisata Islam yang digelar secara virtual, dilansir di Bernama, Jumat (22/10).
Ia mengatakan cakupan pariwisata Islam sangat luas, mencakup produk dan layanan ramah Muslim, perhotelan dan akomodasi. Akan tetapi, petualangan ke dalam hal ini masih dalam tahap awal. Oleh karena itu, menurutnya, perlu untuk membuka peluang bisnis baru ini bagi para pengusaha.
"Menjelajah ke bisnis baru itu penting, mengingat Global Muslim Tourism Index (GMTI) 2021 memperkirakan jumlah wisatawan Muslim akan mencapai 26 juta pada akhir tahun jika perbatasan negara bagian dan internasional dibuka," lanjutnya.
Ia menambahkan, laporan yang sama juga memperkirakan pasar pariwisata Muslim pulih hingga 80 persen pada 2023. Melihat kinerja pariwisata syariah dalam berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi pasca-Covid-19, secara tidak langsung menunjukkan bahwa sudah ada peluang ekonomi yang besar bagi para pengusaha dan anak muda untuk merambah segmen pasar wisata syariah.
Nancy juga mengatakan pada 2019, sebelum pandemi, ada 5,3 juta kedatangan turis Muslim di Malaysia yang menghabiskan total 16,72 miliar ringgit. Hal itu yang membuat Malaysia diakui sebagai negara terbaik di sektor Pariwisata Ramah Muslim sejak 2011 oleh Dinar Standard (sebuah perusahaan Amerika Serikat yang melacak gaya hidup Muslim di pasar) dan Crescent Rating (perusahaan spesialis perjalanan halal yang berbasis di Singapura).