Senin 25 Oct 2021 03:20 WIB

Soal Pamer di Media Sosial, Apa Pandangan Ulama?

Setiap orang yang aktif di medsos harus peka terhadap kehidupan orang lain

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Sosial Media
Foto:

Wawan memaparkan, kekayaan itu sejatinya bukan untuk dipamerkan. Kekayaan adalah untuk menjaga diri, menyelamatkan diri, dan menolong orang lain. Inilah kekayaan yang sejati. Justru, ketika ada orang yang senang memamerkan berbagai hal yang dimilikinya, maka sebesar itulah apa yang harus dipertanggungjawabkannya. 

"Kalau hanya sekadar menunjukkan mobil yang banyak tapi dipakainya jarang, dan sebagainya, itu sebetulnya bagi orang yang mengerti bukan sedang pamer kekayaan, tapi sedang pamer betapa banyak hal yang harus dipertanggungjawabkan," ujar dia.

Terlebih, lanjut Wawan, yang lebih parah yakni ketika tidak suka meringankan beban orang yang berkesusahan, tetapi pamernya luar biasa. Rasulullah SAW bersabda, "Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat sifat sombong meski hanya sebesar biji dzarrah. Tidak akan pula masuk neraka, yaitu seorang yang di dalam hatinya terdapat keimanan meski hanya sebesar biji dzarrah."

Seorang sahabat kemudian berkata kepada beliau SAW, "Sesungguhnya aku merasa bangga, jika pakaianku bagus dan sandalku juga bagus." Lalu Nabi SAW bersabda bahwa Allah SWT menyukai keindahan tetapi yang dimaksud kesombongan adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia.

"Maka kalau pamernya itu semata-mata karena kesombongan dan kepongahan bahwa saya hebat dan lain tidak, itu dosanya besar luar biasa," kata Wawan.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement