IHRAM.CO.ID, ISLAMABAD -- Menteri Ketahanan Pangan dan Riset Nasional Syed Fakhar Imam mengatakan, kerawanan pangan dan gizi di Pakistan berkurang sebesar 6 persen melalui pengembangan pertanian dan peternakan. Dalam Konferensi Tingkat Menteri Ketahanan Pangan dan Pembangunan Pertanian Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) kedelapan, Imam mengatakan bahwa Pakistan telah menjadikan masalah kerawanan pangan sebagai prioritas utama dan menyatakan ketahanan pangan sebagai masalah keamanan nasional dengan menempatkan ketahanan pangan di atas agenda dalam rencana keamanan nasionalnya.
Sebelumnya, kerawanan pangan dan gizi di Pakistan tercatat sebesar 24 persen selama 2014-15, turun menjadi 18,3 persen pada 2019-20 dan itu disebabkan langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah untuk memperkuat keempat pilar ketahanan pangan. Imam mengatakan bahwa pemerintah berusaha keras untuk mengatasi masalah ketahanan pangan melalui berbagai inisiatif, salah satunya program darurat pertanian senilai RS 285 miliar (Rp 23 triliun) yang fokus meningkatkan produktivitas gandum, beras dan tebu.
Selain itu, sejumlah Rs10 miliar (Rp 807 miliar) dialokasikan untuk program peningkatan minyak sayur, konservasi air melalui lapisan saluran air dengan biaya Rs180 miliar (Rp 14 triliun), dan peningkatan area komando bendungan kecil dan mini di daerah Barani dengan pengeluaran Rs28 miliar (Rp 2,2 triliun), tambahnya.
Di bawah program tersebut, inisiatif lain seperti budidaya ikan trout di Wilayah Utara Pakistan juga dimulai dan mengkampanyekan program peternakan unggas di halaman belakang untuk meningkatkan pendapatan dari keluarga pedesaan. Fakhar mengatakan, untuk mengatasi masalah ketahanan pangan, berbagai inisiatif telah dilakukan untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga yang meliputi pemanenan gandum, beras, jagung dan buah-buahan secara mekanis, silo untuk penyimpanan biji-bijian, dan pengembangan fasilitas cold storage untuk komoditas hortikultura.