Jumat 29 Oct 2021 00:15 WIB

Polemik Bahasa Urdu di India

Polemik bahasa Urdu di India yang diasosiasikan bahasa Muslim.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Muslim berpartisipasi dalam prosesi untuk menandai Idul Fitri, peringatan kelahiran Nabi Muhammad, di Hyderabad, India, Selasa, 19 Oktober 2021.
Foto: AP/Mahesh Kumar A
Muslim berpartisipasi dalam prosesi untuk menandai Idul Fitri, peringatan kelahiran Nabi Muhammad, di Hyderabad, India, Selasa, 19 Oktober 2021.

IHRAM.CO.ID,  NEW DELHI -- Pasukan sayap kanan Hindu di India pada pekan lalu memaksa sebuah perusahaan terkemuka untuk menarik iklan musim perayaannya setelah menampilkan beberapa kata dari bahasa Urdu. Dalam imajinasi populer di India, bahasa Urdu adalah bahasa Muslim.

Perusahaan terkemuka yang dimaksud ialah FabIndia, yang mengeluarkan iklan pada perayaan Diwali, festival Hindu yang jatuh pada bulan depan yang dalam iklan menampilkan koleksi pakaian terbarunya. Teks dalam iklan berbunyi: "Jashn-e-Riwaz".

Baca Juga

"Jashn" dalam bahasa Urdu berarti perayaan sedangkan "Riwaaz", yang sebenarnya adalah "Riwaaj", berarti tradisi. Judulnya diterjemahkan menjadi "Perayaan Tradisi". Namun anggota parlemen muda dari Partai Bharatiya Janata (BJP) pimpinan Perdana Menteri Narendra Modi, Tejasvi Surya, yang sering menjadi berita utama karena pernyataan Islamofobianya, tidak senang.

"Deepavali bukan Jashn-e-Riwaz," tulis Tejasvi Surya di akun Twitternya, yang menyebut Diwali dengan nama yang lebih tradisional. "Upaya Abrahamisasi festival Hindu yang disengaja ini, yang menggambarkan model tanpa pakaian tradisional Hindu, harus disingkirkan," kata Surya.

FabIndia adalah perusahaan rumah tangga di India yang menjual pakaian, furnitur, perabot rumah tangga, dan makanan. Ini memiliki ratusan ruang pamer di seluruh negeri dan luar negeri. Surya mengatakan perusahaan "harus menghadapi biaya ekonomi untuk kesalahan yang disengaja seperti itu.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement