Jumat 29 Oct 2021 00:15 WIB

Polemik Bahasa Urdu di India

Polemik bahasa Urdu di India yang diasosiasikan bahasa Muslim.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Muslim berpartisipasi dalam prosesi untuk menandai Idul Fitri, peringatan kelahiran Nabi Muhammad, di Hyderabad, India, Selasa, 19 Oktober 2021.
Foto:

Devy mengatakan, bahasa Urdu termasuk di antara tujuh bahasa teratas yang digunakan di negara itu, menurut sensus 2001. Dalam sensus 2011, data yang diungkapkan pada 2018, keberuntungan bahasa Urdu mulai tenggelam di India.

Ketika sensus (2021) berlangsung, ketakutan saya adalah bahwa banyak penutur bahasa Urdu mungkin hanya melaporkan bahasa Hindi sebagai bahasa ibu mereka. Ada persepsi ketakutan di antara penutur bahasa Urdu untuk diidentifikasi sebagai Muslim meskipun bahasa Urdu bukan bahasa Muslim," papar Devy.

Para ahli mengatakan, ketika jumlah penutur bahasa Urdu di India berkurang, penutur bahasa Hindi telah menunjukkan pertumbuhan yang stabil sejak kemerdekaan. BJP yang berkuasa telah berkali-kali mengisyaratkan untuk menjadikan bahasa nasional Hindi India, tetapi sejauh ini menghadapi tentangan keras dari negara-negara yang tidak berbahasa Hindi, terutama di selatan dan timur.

Penulis dan sejarawan Rana Safvi mempertanyakan argumen sayap kanan bahwa bahasa Urdu adalah bahasa Muslim. "Jika bahasa Urdu adalah bahasa Muslim, orang akan membaca Alquran dalam bahasa Urdu dan bukan dalam bahasa Arab dan Muslim di Bengal (Barat) dan Kerala akan berbicara bahasa Urdu dan bukan bahasa lokal mereka seperti Bangla dan Malayalam," tutur Safvi.

Safvi mengatakan bahasa Urdu diproyeksikan sebagai bahasa Muslim karena aksara Persia-Arabnya. Pada tahun 1947, ketika bahasa Urdu menjadi bahasa nasional Pakistan, asosiasi ini diperkuat. Dan untuk alasan yang sama, bahasa tersebut tidak mendapatkan perhatian yang seharusnya didapat di India. 

 

Apoorvanand, seorang profesor bahasa Hindi di Universitas Delhi, mengatakan, adalah fakta bahwa pasca 1947 orang-orang Hindu dan bahkan Sikh pindah dari bahasa Urdu dan bahasa itu dilindungi oleh kaum Muslim. "Kita harus berterima kasih kepada mereka karena menyelamatkan satu bahasa modern. Namun bahasa Urdu difitnah dan diserang karena hubungannya dengan Muslim dan Pakistan," ujarnya. Karena alasan inilah politik seputar bahasa meningkat sejak BJP berkuasa pada tahun 2014.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement