Senin 01 Nov 2021 05:07 WIB

Afghanistan Berada Di Ambang Krisis Kemanusiaan Terburuk

Rakyat Afghanistan terancam kelaparan Eiring datangnya musim dingin.

Buruh Afghanistan menghadiri upacara di mana Taliban meluncurkan program untuk menawarkan gandum sebagai ganti tenaga kerja, di Kabul, Afghanistan, 24 Oktober 2021 (dikeluarkan 25 Oktober 2021).
Foto: EPA-EFE/STRINGER
Buruh Afghanistan menghadiri upacara di mana Taliban meluncurkan program untuk menawarkan gandum sebagai ganti tenaga kerja, di Kabul, Afghanistan, 24 Oktober 2021 (dikeluarkan 25 Oktober 2021).

IHRAM.CO.ID, KABUL -- Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan, situasi di Afghanistan saat ini mengalami krisis kemanusiaan terburuk di dunia. Krisis ini semakin memburuk sejak Taliban merebut bangku pemerintahan Afghanistan yang didukung Barat pada pertengahan Agustus lalu.

Afghanistan jatuh ke dalam krisis ekonomi parah ketika pemerintah yang didukung Barat jatuh dan Taliban mengambil alih kendali. Hal ini memicu penangguhan bantuan miliaran dolar untuk ekonomi Afghanistan yang bergantung pada bantuan Internasional.

 

Wakil tetap Afghanistan yang ditunjuk untuk PBB dan mantan juru bicara Taliban, Suhail Shaheen, meminta masyarakat internasional dalam serangkaian tweet pada Jumat (29/10) lalu untuk mencairkan paket bantuan mendesak, karena Afghanistan akan memasuki musim dingin yang lebih keras.

 

Komunitas global kini menghadapi keputusan sulit tentang bagaimana bantuan bisa menjangkau rakyat Afghanistan tanpa mengakui pemerintah Taliban. Tapi kemudian Shaheen mengatakan, pemerintahannya siap untuk bekerja sama sepenuhnya melalui organisasi yang ditunjuk.

 

PBB mengatakan, situasi ekonomi di Afghanistan rapuh, gelombang krisis baru mengancam orang dan menempatkan mereka dalam bahaya. Menurut statistik PBB, sekitar 18 juta warga Afghanistan berada dalam bahaya ekstrim. 

 

"Masyarakat internasional harus melanjutkan bantuan kemanusiaan mereka, terutama komitmen baru yang telah mereka berikan," kata Linda Tom, juru bicara OCHA di Kabul dilansir dari Arab News, Senin (1/11).

 

Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan itu mengatakan, bahwa mereka berusaha memberikan bantuan kepada sekitar setengah dari populasi negara itu. Pada awal tahun, 18 juta orang membutuhkan bantuan karena konflik puluhan tahun, kekeringan dan konsekuensi ekonomi dari COVID-19.

 

“Dengan mendekatnya musim dingin, komunitas kemanusiaan, baik PBB maupun LSM, bekerja untuk menjangkau 9 juta orang dengan bantuan musim dingin," kata dia.

 

Tom menambahkan bahwa dana untuk komunitas kemanusiaan harus terus berlanjut karena sangat penting untuk dapat membantu orang-orang menjelang musim dingin.

 

“Permohonan kemanusiaan untuk Afghanistan adalah sebesar 606 juta USD, tetapi kami hanya menerima kurang dari setengahnya,” katanya

 

Ketika Shaheen dalam tweet Jumatnya memperbarui permintaan pemerintahnya agar cadangan devisa negara dicairkan, beberapa pakar ekonomi di Kabul mengatakan bahwa itu adalah kunci untuk mencegah krisis yang sedang berlangsung.

 

“Dunia harus mencairkan aset asing Afghanistan terlebih dahulu, ini akan membantu rakyat Afghanistan untuk mengatasi krisis saat ini,” kata seorang ekonom, Hamidullah Mofid, kepada Arab News.

 

AS membekukan 10 miliar USD aset bank sentral negara itu setelah Taliban merebut Kabul pada 15 Agustus lalu.

 

n. mabruroh

 

https://www.arabnews.com/node/1958301/world

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement