IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Di dalam Alquran Surah Al-An'am Ayat 116, umat Islam diperingatkan agar jangan terus terusan mengikuti kemauan orang musyrik. Orang musyrik adalah orang yang menyekutukan Allah atau orang yang menyembah selain kepada Allah.
وَاِنْ تُطِعْ اَكْثَرَ مَنْ فِى الْاَرْضِ يُضِلُّوْكَ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗاِنْ يَّتَّبِعُوْنَ اِلَّا الظَّنَّ وَاِنْ هُمْ اِلَّا يَخْرُصُوْنَ
Dan jika kamu mengikuti kebanyakan orang di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Yang mereka ikuti hanya persangkaan belaka dan mereka hanyalah membuat kebohongan. (QS Al-An'am: 116)
Setelah menjelaskan tentang kebenaran Nabi Muhammad pada ayat sebelumnya, Allah melarangnya untuk menghiraukan musuh-musuhnya yang tidak mau tergerak untuk mengikuti petunjuk Allah.
Jika kamu mengikuti kebanyakan orang di bumi ini yang memilih kesesatan daripada hidayah, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Yang mereka ikuti hanya persangkaan belaka yang tidak memiliki landasan yang kuat, hanya karena mengikuti hawa nafsu belaka yang terus membuai mereka, dan mereka hanya membuat kebohongan yang tidak sesuai dengan kenyataan.
Ayat ini menurut Tafsir Kementerian Agama menerangkan, jika kaum Muslimin selalu mengikuti kemauan orang-orang non Muslim, niscaya mereka berhasil menyesatkan kaum Muslimin dari jalan Allah.
Oleh karena itu, Allah melarang keras mengikuti hukum-hukum selain yang diturunkan-Nya. Larangan itu diperkuat oleh kenyataan bahwa kaum musyrik hanya mengikuti persangkaan belaka dalam akidah mereka. Mereka hanya mengikuti hawa nafsu, dan selalu berdusta kepada Allah. Mereka juga menghalalkan bangkai dan hewan yang diperuntukkan bagi berhala.
Sejarah membuktikan bahwa timbulnya kesesatan pada sebagian besar manusia di dunia adalah karena mereka mengikuti hawa nafsu dan prasangka. Ahli Kitab telah meninggalkan petunjuk Nabi-nabi mereka dan tersesat jauh dari kebenaran. Demikian pula para penyembah berhala telah jauh dari petunjuk Nabi-nabi mereka. Nabi Muhammad SAW diberi tahu oleh Allah tentang keadaan umat-umat terdahulu itu dan ini membuktikan kebenaran beliau sebagai Rasul.